email : [email protected]

24.5 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

MALAIKAT YANG TERUSIR

Populer

Oleh : Ori D Zandra

Sudut-sudut masjid dan mushalla mulai ditelusuri, mengingat dan mengenang masa-masa ketika dulu sempat kejar-kejaran didalam mushalla dan masjid, pukul-pukulan mengeluarkan jurus andalan, sandal teman seringkali terbang melayang sampai ketengah sawah didepan mushalla, sarung yang awalnya dipakai mengaji dan sholat berganti menjadi senjata yang menakutkan. Aksi ini belum berhenti jika belum ada yang menangis lalu mengancam memanggil orang tuannya, siap-siap diomeli untuk sesaat saja. Tenang, gaka akan ada orang tua yang melapor pada polisi.

Sore adalah waktu yang ditunggu-tunggu, selain waktunya mengaji, ini juga waktunya ngrumpi, beraksi dan mengatur strategi. Bercerita tentang ranger merah, panji millenium, wiro sableng atau ultramen yang baru tayang, atau cerita tsubasa yang jago bermain bola melawan yuda dan wakabayashi yang hebat menjaga gawangnya. Ya, semuanya dilakukan ditempat sederhana. Di mushalla.

Para orang tua pun memaklumi jika ada anak-anak yang kejar-kejaran atau ribut waktu sholat berlangsung, wajar, namanya juga anak-anak, jika orang tua yang kejar-kejaran waktu sholat baru ditegur. Sayangnya gak ada orang tua yang ikut-ikutan kejar-kejaran waktu itu.

Tapi tahukah kita, dengan senangnya anak-anak kemushalla atau masjid walaupun kejar-kejaran sesampai disana, mereka jadi tau gerakan sholat, bahkan seringkali kita melihat anak-anak hafal beberapa surat tanpa menghafal, mereka hanya mendengar bacaan imam walaupun sambil bergurau sama temannya. Mereka tau berapa rakaat sholat shubuh, walaupun waktu shubuh kadang tidur dipojokan atau di dinding tengah, mereka tau berapa rakaat sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah dzuhur, mereka tau rakaat sholat ashar, maghrib dan isya.

Sayangnya hari ini tidak semua masjid dan mushalla membiarkan anak-anak bermain disana, mereka seringkali terusir, tawa-tawa, canda dan tangisan malaikat itu kini hilang, mereka dilarang masuk, kehadiran mereka dianggap mengganggu. Sekilas mungkin jamaah bisa tenang dalam sholat, tapi, jika hal ini terus terjadi, malaikat terus terusir, jangan heran jika hari nanti masjid dan mushalla jadi sepi, karena orang tua yang mengusir mereka sekarang bisa jadi besok atau lusa sudah tiada, sedangkan mereka, menyimpan trauma terusir dari jamaah yang katanya ingin khusu’. Tempat-tempat maksiat tidak pernah mengusir pendatang, walaupun anak kecil, jika mereka tidak terbiasa main dimasjid dan mushalla, jangan heran jika mereka mencari tempat-tempat lain yang bisa jadi tempat maksiat.

Pengurus masjid atau mushalla mesti faham akan masa depan negeri ini, biarkanlah anak-anak tertawa lepas dan bebas ditempat full manfaat ini, jangan usir, jika perlu, fasilitasi mereka sambil perlahan-lahan mengajarkan dan mendidik mereka. Jangan sampai mereka pergi dan tidak akan pernah kembali ke tempat mulia ini, ajak mereka, genggam erat tangan mereka dan tanamkan pada mereka bahawa masjid dan mushalla adalah tempat orang-orang yang ramah, tempat yang tenang dan tempat yang nyaman hingga mereka merasa gelisah jika tidak masuk kemasjid atau mushalla.

Editor: Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru