email : [email protected]

23.7 C
Jambi City
Wednesday, December 4, 2024
- Advertisement -

Membangun Kekuatan Kolektif Melalui Ruang Cerita Puan

Populer

Oleh: Siti Aisah*

Oerban.com – Suatu bangsa tidak mungkin bisa berkembang tanpa bantuan dari separuh populasinya, yaitu perempuan. Peran perempuan dalam pembangunan suatu peradaban tidak bisa diabaikan, selain karena perempuan melahirkan generasi penerus pemimpin di masa depan, perempuan juga memberikan kontribusi dalam berbagai bidang mulai dari bidang keilmuan, pendidikan, politik, hingga ekonomi.

Salah satunya Winnie Mandela yang merupakan pejuang anti apartheid dan menjadi inspirator bagi banyak perempuan, ilmuwan marie curie peraih nobel dua kali atas kontribusinya dalam penelitian radioaktivitas di bidang fisika serta kimia. Ada ratu balqis sesosok pemimpin perempuan yang juga kisahnya diabadikan dalam Alquran yang berasal dari negeri Saba, kepemimpinannya dikenal sukses gemilang dan negaranya juga aman dan damai.

Di Nusantara ada para pahlawan perempuan revolusioner yang memperjuangkan hak dan kesetaraan perempuan seperti R.A Kartni, pejuang kemerdekaan dari Aceh yaitu Cut Nyak Dien, dan perempuan pelopor Rahmah El Yunusiyyah yang mendapat gelar Syekhah dari Universitas Al Azhar atas jasa-jasa beliau dalam pendidikan untuk kaum perempuan masa itu.

Mereka merupakan sebagian kecil dari contoh para perempuan revolusioner yang berjuang untuk perempuan lainnya, di samping masih banyak pahlawan-pahlwan perempuan hebat lainnya yang juga turut berperan pada bangsa dan negara.

Pesan universalitas Islam dalam kesetaraan dan keadilan salah satunya tertuang dalam ayat Alquran: “Wahai manusia, kami telah menciptakanmu dari laki-laki dan perempuan lalu kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal” (QS. Al Hujurat : 13).

Pesan tersebut telah melampaui semua perbedaan manusia pada suku, ras, agama, tanah air, etnis, jenis kelamin dan kebudayaan serta menunjukkan makna kesederajatan manusia di hadapan Tuhan.

Baca juga  Nonton Bareng dan Diskusi Film “Pesta Oligarki”: Menggali Kesadaran tentang Demokrasi dan Penguasaan Sumber Daya Alam

Namun, secara realitas sosial masih terjadi diskriminasi dan kekerasan maupun ketidakadilan terhadap perempuan, padahal seharusnya setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan (UUD pasal 28 H ayat 2).

Pada tahun 2023 Komnas Perempuan mencatat sebanyak 289.111 kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia dan itupun yang tercatat dan terlapor, apalagi yang tidak tercatat dan tidak terlapor bisa jadi lebih banyak. Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik (KSBE) tercatat menduduki posisi tertinggi diikuti dengan pelecehan seksual fisik, kekerasan seksual lain dan perkosaan di ranah personal (Komnas Perempuan) yang di mana korbannya yang paling banyak adalah para perempuan.

Oleh karenanya betapa pentingnya menciptakan dan membangun ruang aman bagi perempuan yang memerlukan upaya dari semua pihak mulai dari pemerintah, masyarakat hingga individu melalui upaya-upaya yang di antaranya:

  • Penegakan hukum untuk melindungi hak-hak perempuan dan sanksi yang tegas bagi para pelaku.
  • Penguatan ekonomi perempuan dengan memberikan akses bagi perempuan terhadap pendidikan, pelatihan, dan kesempatan yang layak dan sama.
  • Meningkatkan pemberdayaan perempuan dengan memberi dukungan kepada perempuan untuk mengembangkan potensi diri dan menjadi agen perubahan.
  • Membangun kekuatan kolektif ataupun gerakan kelompok sosial dalam membela hak-hak perempuan yang tertindas. 

Pentingnya membangun kekuatan kolektif dalam menciptakan ruang-ruang yang aman bagi para perempuan salah satunya diupayakan oleh Bidang Pemberdayaan Perempuan KAMMI Kota Jambi dengan menciptakan platform Ruang Cerita Puan yang membuka akses suara-suara perempuan di seluruh Indonesia yang merasa kesulitan, tidak memiliki ruang untuk bercerita dan bertanya solusi terkait keperempuanan serta juga sebagai ruang edukasi dan diskusi untuk para  perempuan bahkan lelaki.

Baca juga  Wanita Afghanistan Memprotes Struktur Pemerintahan Taliban Tanpa Wanita

Ruang Cerita Puan terbuka bagi siapapun untuk semua kelangan, bahkan para lelaki sekalipun, karena keadilan dan kesetaraan perempuan itu bukanlah untuk mengurangi hak para lelaki. Bahwa lelaki dan perempuan sama-sama manusia yang dalam pandangan Islam manusia adalah makhluk paling terhormat. Sebagaimana firman Allah “Sungguh, benar-benar telah kami muliakan manusia” (QS. Al Isra: 70).

Maka kemuliaan manusia menjadi hak alami tiap manusia, oleh karenanya ia tidak boleh dilecehkan, dinodai, diperlakukan secara kasar maupun tindakan tidak adil lainnya. Meminjam kalimat dari KH. Husein Muhammad bahwa setiap pembedaan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya merupakan bentuk ancaman terhadap nilai-nilai asasi manusia. Sejatinya Ruang Cerita Puan hadir untuk membangun dan menghimpun kekuatan kolektif bagi semua perempuan bahwa kita tidak sendirian dan kita bergandengan bersama serta perempuan juga harus membela dan menyuarakan perempuan lainnya.  

*Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan KAMMI Kota Jambi. 

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru