Kota Jambi, Oerban.com – Ketidakpastian berakhirnya pandemi Covid-19 menuntut masyarakat untuk lebih cerdas dalam mencari penghidupan, terlebih setelah adanya petisi online yang mendesak presiden Jokowi untuk melakukan Lockdown, menyusul adanya penambahan kasus yang naik dengan tinggi di sejumlah daerah.
Berbicara mengenai penghidupan, memulai bisnis atau usaha sendiri agaknya lebih menjamin keberlangsungan yang panjang, di samping menawarkan keuntungan yang lumayan tinggi.
Di masa pandemi seperti saat ini, tidak semua bisnis cocok untuk dilakoni, sebagian lainnya memiliki resiko kerugian yang tinggi, memang begitu lah adanya bisnis.
Kendati demikian, manusia tak boleh hanya berpasrah dengan keadaan, sebab rezeki tidak turun dari langit begitu saja, tentu harus ada usaha yang dilakukan.
Salah satu bisnis yang kebal terhadap pandemi adalah budidaya ikan. Menurut Ketua Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Seberang Serumpun, Taufik Hidayat, sejak pertama kali Covid-19 masuk ke Indonesia, tidak terjadi dampak apa-apa pada bisnisnya.
“Kalau bibit ikan ataupun pemasarannya alhamdulillah tidak ada kendala,” kata Taufik saat ditemui wartawan Oerban, Sabtu (19/6) sore.
Lebih lanjut, Taufik menjelaskan, yang menjadi permasalahan dalam model bisnis sepertinya adalah ikan musiman, contoh saja cupang.
“Di masa pandemi cupang itu diiklankan terus, sehingga timbul ketertarikan sendiri, harganya pun lumayan mahal saat itu. Tapi sekarang, cupang yang tadinya seharga 300 ribu pun belum tentu ada yang mau beli dengan harga 3 ribu,” jelasnya.
Bisnis budidaya ikan yang dilakoni Taufik berjenis Patin. Dia telah memulai bisnis tersebut selama lebih dari 12 tahun. Awalnya, Taufik memulai bisnis dengan bergabung ke dalam kelompok budidaya milik orang lain. Namun setahun belakangan, dirinya membuat kelompok sendiri beranggotakan 12 orang, yang diberi nama Seberang Serumpun.
Untuk target pemasaran, budidaya ikan milik Taufik tidak hanya terbatas di lokal saja, namun juga ke luar kota seperti Pekanbaru. Selain itu, pemasaran dilakukan dengan tempo waktu sebulan sekali, tapi hal itu, kata dia, bukanlah patokan tetap, semua tergantung dari seberapa banyak dan cepat pembuahan di keramba.
Kepada mereka yang ingin memulai bisnis budidaya ikan, Taufik memberikan beberapa pesan, diantaranya adalah memperhatikan kualitas air.
“Yang jelas perlu diketahui itu adalah kualitas air, karena sifatnya ikan itu kan hidup di air. Jadi yang pertama sekali harus diketahui adalah airnya,” kata Taufik.
Lalu, dia mengatakan jika setiap jenis ikan memiliki kebutuhan yang berbeda terhadap jumlah pH pada air, maka yang harus dipelajari juga adalah mengelola pH dengan baik.
Terakhir, Taufik mengingatkan bahwa tekad dan usaha akan sangat menentukan kesuksesan dalam usaha, apapun jenisnya, termasuk dalam budidaya ikan.
“Usaha ikan itu simpel, sama dengan orang bertanam. Kalau orang bertanam hanya sekedar menanam, tidak dibersihkan pinggirnya, tanaman itu tidak mau besar kan, begitu juga dengan ikan,” tutupnya.
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini