Mengenal Life Mapping
Oleh : Novita Sari
Dalam hidup, seseorang perlu merencanakan arah dan pencapaian yang ingin diraih. Hal ini selain membantu membuat arah hidup yang jelas, juga akan membuat waktu selama hidup terasa lebih berarti karena diisi dengan kegiatan yang terstruktur. Perencanaan tersebut dinamakan Life Mapping yang berarti memetakan dan merencanakan hidup.
Dalam sebuah diskusi online yang diadakan oleh SDMS PP KAMMI, yang berjudul Life Mappping Training, Gading E Aurizki, seorang mahasiswa MSc Advanced Leadership for Professional Practice, University of Manchester, Inggris menyampaikan pengertian dan beberapa tahapan dalam menyusun sebuah Life Mapping.
Ungkapan bahwa jika anda gagal merencanakan maka anda merencanakan untuk gagal sering kali kita dengar dalam upaya ketercapaian terbatas seperti jenjang karir, perjalanan, pernikahan bahkan kegiatan yang sifatnya jangka pendek. Namun kita lupa untuk memperbincangkan rencana personal yang sifatnya jangka panjang yaitu rencana kehidupan.
Gading menyebutkan bahwa urgensi rencana hidup sama dengan urgensi hidup itu sendiri. Setiap rencana yang dibuat dapat dijadikan sebagai navigator dalam kehidupan. Sebaliknya tanpa rencana, kita hanya akan menunggu kemana nasib membawa kita. Mengambil pilihan yang tidak sesuai potensi bahkan mengambil pilihan yang berpotensi membuat kita menyesal dikemudian hari.
Salah satu metode untuk memetakan dan merencanakan hidup yang sangat berguna adalah mengelola hidup dan merencanakan masa depan (MHMMD) yang diinisiasi oleh Marwah Daud Ibrahim. Hal ini terdiri dari beberapa hal seperti, audit potensi, masa lalu, masa kini, masa depan, peluang bidang, peluang wilayah, fokus, susun rencana, urai proses, peta hidup, manajemen waktu, serta role model.
Dalam penjelasan Gading, ada empat etape yang dapat dilalui dalam memetakan dan merencanakan hidup, pertama, mengenal potensi diri yang dapat diketahui melalui rekam jejak kita berupa prestasi dan pencapaian di masa lalu. Kedua, mencari peluang. Terbagi menjadi peluang bidang dan wilayah, peluang bidang dapat dilihat melalui profesi dan pendidikan kita, juga jejaring sosial kita selama ini. Sedangkan peluang wilayah dapat berupa potensi daerah yang dapat kita kembangkan.
Ketiga, mengelola hidup dengan cara fokus terhadap apa yang ditekuni. Sebab sumber daya kita (waktu, uang, tenaga) terbatas sehingga alokasikan potensi pada peluang yang dapat memberikan dampak yang signifikan. Bila perlu, eliminasi rencana yang tidak linear dengan goal kita. Terakhir yaitu merencanakan masa depan, dapat dilakukan dengan uraian jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek, bahkan berupa perencanaan apa yang akan kita lakukan besok, minggu depan atau bulan depan.
Dalam mensukseskan hal tersebut, kita juga perlu menuliskan impian kita. Impian yang harus diatur kapan mewujudkannya dan mana yang harus diwujudkan lebih dulu. Serta yang paling berperan dalam pencapaian tersebut ialah keberadaan role model atau mentor untuk dapat kita ikuti jalan hidupnya. Life Mapping ini merupakan satu kesatuan antara pengetahuan, harapan dan praktik, maka dari itu setiap orang yang hendak melakukan rencana pencapaian perlu mempraktikannya sedini mungkin.
Editor : Siti Saira. H