email : [email protected]

29.3 C
Jambi City
Sunday, November 24, 2024
- Advertisement -

Mengenal Pengalaman Imani dan Tiga Bentuk Ungkapannya

Populer

Jakarta, Oerban.com – Dalam Himpunan Putusan Tarjih, Agama didefinisikan sebagai apa yang disyariatkan Allah dengan perantaraan Nabi-nabi-Nya berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan di akhirat.

Sementara religiusitas adalah suatu pengalaman imani yang terungkap dalam bentuk amal saleh yang dikerangkakan oleh syariah dan dijiwai Islam dan ihsan.

“Pengalaman imani artinya kesadaran akan adanya suatu dzat yang Maha Esa dan Kuasa. Ini berarti kesadaran akan adanya Allah dalam setiap gerak yang kita lakukan. Buah dari ini adalah amal saleh yang sesuai dengan syariat Islam,” ujar Syamsul Anwar dalam Pengajian Ramadan yang diselenggarakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, seperti dikutip dari laman resminya pada Rabu (6/4/2022).

Islam sebagai agama tidak hanya berisi koridor-koridor normatif, tapi juga memiliki penekanan pada aspek penghayatan spiritual terhadap apa-apa yang menjadi perintah, larangan, dan anjuran Allah. Dengan kata lain, pengalaman imani didapatkan bukan dari perenungan semata melainkan juga dalam bentuk amal saleh nyata yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Antara aspek normativitas dan spiritualitas agama ini mesti berjalin berkelindan dengan rapi dan saling menguatkan ibarat simpul-simpul temali yang terikat dengan benar.

Terdapat tiga bentuk amal saleh atau ungkapan pengalaman imani, yaitu: ungkapan dalam bentuk pemikiran. Para ulama telah banyak mengungkapkan pengalaman imani mereka dalam bentuk penulisan buku tentang filsafat, tasawuf, fikih, tafsir dan lain sebagainya. Misalnya, Imam Al Ghazali pernah menulis pengalaman hidupnya dalam sebuah kitab berjudul Al-Munqidz Min al-Dhalal atau di lingkungan persyarikatan mengeluarkan buku Fikih Kebencanaan.

Selain pemikiran, pengalaman imani juga dapat diungkapkan dalam bentuk perbuatan. Hal ini termasuk tindakan-tindakan dalam bentuk ibadah mahdlah maupun muamalah. Misalnya, rajin mengerjakan salat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadan, mengasihi fakir miskin, bekerja menafkahi keluarga, belajar dengan tekun, membantu orang yang kesusahan, dan lain sebagainya. Ungkapan pengalaman imani terakhir adalah dalam bentuk persyarikatan atau pergaulan dengan orang lain.

Baca juga  Aktualisasi Diri bagi Pemuda Islam (Bagian 1)

Dalam pergaulan sosial senantiasa memuliakan manusia baik laki-laki maupun perempuan, berniaga secara halallan-thayyibah, menyelesaikan konflik dengan damai, serta membangun tatanan sosial-kebangsaan yang berkeadaban, dan tidak menyelesaikan sengketa dengan pertumpahan darah.

“Jadi Muhammadiyah sebagai sebuah persyarikatan adalah ungkapan pengalaman imani amal saleh dalam bentuk kehidupan bersama. Inilah yang dimaksud dengan religiusitas otentik,” ujar Guru Besar Hukum Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini.

Editor: Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru