email : [email protected]

28.2 C
Jambi City
Minggu, April 28, 2024
- Advertisement -

Aktualisasi Diri bagi Pemuda Islam (Bagian 3)

Populer

Oleh: Ghina Syauqila

Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah dalam Fatawa Nur ‘Ala ad-Darb nomor 18 hingga 19 berkata:

“Sebab-sebab kerasnya hati seseorang yaitu berpaling dari Allah Azza wa Jalla, jauh dari membaca Alquran, sibuk dengan dunia, dan menjadikan dunia sebagai tujuan utama sehingga ia tidak mementingkan urusan agamanya. Ketaatan kepada Allah akan membuat hati menjadi lunak, lembut, dan ingin terus kembali kepada Allah.”

Ibnu Qayyim juga berkata dalam Al-Fawaid nomor 154:
“Kerasnya hati bersumber dari empat hal jika telah melewati batas kebutuhannya (yaitu): makan, tidur, berbicara, dan bergaul.”

Hati yang keras akan sulit menerima kebenaran dan nasihat kebaikan, hingga hati akan tertutup serta berpaling dari hal-hal benar sekaligus baik. Kerasnya hati juga akan membuat seseorang merasa tidak tenang dan sengsara. Ketaatan kepada Allah-lah sumber ketenangan dan kedamaian hakiki yang paripurna dan sesungguhnya.

Allah teramat mencintai kita, bahkan Allah-lah yang paling mencintai kita lebih dari segala-galanya. Jadi, mengapa kita masih saja enggan menjadi hamba-Nya yang taat? Bahkan kebanyakan manusia lebih banyak mengelu-elukan dan mengagung-agungkan makhluk daripada Sang Maha Agung. Apa pantas begitu?Padahal kita diciptakan-Nya untuk beribadah kepada-Nya, akan tetapi mengapa kita malah membelakangi-Nya, bahkan mendurhakai-Nya dengan menyalahgunakan pemberian-pemberian-Nya yang seharusnya memfasilitasi kita untuk menjalankan tugas mulia sebagai hamba-Nya.

Ketika kita taat dan cinta pada-Nya, maka kehidupan menjadi mudah dan menentramkan. Dewasa ini, banyak sekali orang yang gundah gulana dan sama sekali tidak bahagia karena ia tidak mengenal Tuhan dan tiada iman di hatinya. Cukuplah Allah bagi kita. Sekalipun dunia meninggalkan kita, Allah tidak akan pernah meninggalkan kita sedikit pun. Kitalah yang sering meninggalkan Allah. Tatkala kita memiliki dunia namun kita tidak memiliki Allah, maka tiada yang kita miliki. Akan tetapi, tatkala kita tidak memiliki dunia namun kita memiliki Allah, kita punya segala-galanya. Dunia adalah tempatnya kecewa, sedangkan Allah adalah Cinta Sejati yang paling sempurna.

Baca juga  Agus Prayogo, Potret Tuna Netra Penghapal Al-Quran dari Sungai Gelam

Menjadi umat yang sungguh-sungguh meneladani Rasulullah
Rasulullah adalah sebaik-baik teladan, dan tiada role model yang lebih baik setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dewasa ini, banyak sekali pemuda-pemudi yang bercermin pada artis-artis favoritnya. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup, makanan, bahasa, bahkan sampai memengaruhi pola pikir, sikap, cara pandang, dan perilaku.

 

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru