Jakarta, Oerban.com – Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, mengkritik wacana pembentukan poros partai Islam. Pria yang akrab disapa Zulhas ini menilai, wacana poros partai Islam bertentangan dengan upaya rekonsiliasi nasional.
“Dalam satu dua hari ini, saya menyimak munculnya wacana pembentukan koalisi partai Islam untuk pemilu tahun 2024. Saya menilai wacana ini justru kontra produktif dengan upaya kita melakukan rekonsiliasi nasional, memperkuat dan memperkokoh persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa dan negara,” katanya di akun Instagram pribadi, Kamis (15/4/2021).
Zulhas mengaku khawatir dengan adanya wacana pembentukan poros partai Islam, karena dapat membangun kembali politik identitas seperti yang terjadi di 2019. Hal tersebut menurutnya telah menimbulkan ketegangan di masyarakat.
“Masih jelas dalam ingatan kita Pilpres 2019 begitu kuat menggunakan sentimen SARA dan politik aliran, politik identitas. Luka dan trauma yang ditimbulkan oleh ketegangan dan tarik-menarik itu masih terasa. Rakyat masih terbelah, meskipun elite cepat saja bersatu. Buktinya capres dan cawapres yang menjadi lawan dari pasangan pemenang kini sudah bergabung,” papar Zulhas.
Menanggapi wacana koalisi partai Islam 2024, PAN justru melihat hal itu akan memperkuat politik aliran di negara Indonesia. Sesuatu yang harusnya dihindari. Karena menurut Zulhas, semua pihak harus berjuang untuk kebaikan dan kepentingan semua golongan, maka dari itu PAN menolak adanya poros partai Islam.
PAN, lanjut Zulhas, saat ini sedang memperjuangkan dan memperkuat politik gagasan, politik yang mengedepankan konsep dan program.
Lebih lanjut, Wakil Ketua MPR RI ini melihat bahwa seharusnya saat ini semua pihak bersama-sama berpikir untuk kesejahteraan rakyat, mewujudkan ide kesetaraan, merumuskan gagasan tentang kedaulatan.
“Kita harus sama-sama berpikir bagaimana agar kita memiliki pemerintahan yang bersih, bagaimana memiliki hukum yang adil, bagaimana agar kita memiliki ekonomi yang setara, bagaimana agar kita tidak lagi bergantung pada impor pangan dari negara lain, bagaimana memperkuat militer dan pertahanan kita, bagaimana menciptakan harmoni di tengah segala perbedaan yang ada,” tutur Zulhas.
Zulhas kemudian mengungkapkan gagasan PAN tentang Islam. PAN menginginkan agar ajaran Islam bisa diterjemahkan dalam kehidupan di Indonesia.
“Gagasan PAN tentang Islam adalah Islam substansial, Islam tengah (Wasathiyah), ajaran Islam yang diterjemahkan ke dalam berbagai dimensi kehidupan. Gagasan Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin. Dalam bahasa Buya Hamka, Islam garam bukan Islam Gincu,” Pungkasnya.
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini