Muaro Jambi, Oerban.com – Pasca ditetapkannya Ardy dan Haris sebagai Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa UNJA dengan jumlah suara sebanyak 3040 suara berbanding 284 yang diraih oleh Iman Badawi dan Hendri, kini muncul usaha penolakan yang dilakukan oleh CO Verifikasi dan Administrasi, Merina.
Wakil Ketua KPUM Nopri Yanto sangat menyayangkan statemen yang dikeluarkan oleh CO Verifikasi tersebut. “Masalah tanggapan statemen yang diluncurkan di Media, saya rasa sah – sah saja, karena negara kita negara demokrasi. Namun sangat disayangkan jika beliau sebagai anggota KPUM malah sedikit bertentangan dengan hasil penetapan kemarin. Seharusnya beliau hadir dan dapat memenuhi undangan KPU, agar dapat bekerja sama mengenai langkah – langkah keputusan kemarin.” Ucap nya saat dihubungi tim oerban.com tadi malam. Beliau juga mengatakan bahwa perbuatan yang dilakukan CO Verifikasi dianggap merugikan untuk dirinya sendiri maupun KPUM. KPUM menganggap CO Verifikasi selama ini tidak mengerti terhadap keputusan KPU”.
Masalah penetapan Paslon yang menang, memang belum diputuskan oleh Wakil Rektor (WR) III dan Wakil Dekan (WD) III fakultas. Tetapi pihak KPUM selalu berusaha untuk berkomunikasi dengan baik. Mereka mengakui akhir – akhir ini KPUM kurang dibantu pergerakannya serta dukungan dari WR III maupun WD III per fakultas. Sehingga KPUM berwenang memutuskan pemenang dari Pemira tersebut.
KPUM pada hari ini akan mendatangi WR III untuk membuka jalur komunikasi, dengan membawa beberapa berkas rapat pleno yang diadakan KPUM dalam penetapan Presiden dan Wakil Presiden, serta Gubernur dan wakil Gubernur di beberapa fakultas. “Kami nantinya juga akan membicarakan bagaimana mekanisme pelantikan nantinya. Tugas kami masih banyak, belum lagi kami harus mengembalikan kotak suara dan bilik suara yang ada di UNJA Sarolangun, Tanjabtim, Tanjabbar, Telanai, dan Mendalo yang alat tersebut merupakan milik KPU Muaro Jambi yang sempat dihilangkan oleh para oknum mahasiswa yang tak bertanggung jawab.” Pungkas Nopri.
Mengenai Pemira (Pemilu Raya) yang diadakan pada tahun ini, Shera Aditia Pratama Mahasiswa Peternakan Universitas Jambi ikut berkomentar bahwa Pemira sangat rancu dan tidak sesuai sasaran. “banyak orang yang memikirkan hanya untuk kepentingan tertentu yang ingin menguasai kekuasaan saja tidak memikirkan masa yang akan datang.”
Nopri menegaskan bahwa KPUM UNJA telah melaksanakan tugas dengan baik dan sungguh – sungguh. Kesalahan kecil itu pasti ada. Karena di lembaga KPUM kampus ini sebagai ranah untuk berproses menjadi baik, dan mempelajari kesalahan – kesalahan yang ada dan yang telah lalu, serta segera melakukan pembenahan. “KPUM UNJA juga tidak bisa disamakan dengan kinerja konstitusi di dalam KPU Negara Indonesia. Karena hal tersebut jelas sangat berbeda. Sekelas lembaga Negara pun punya kesalahan, harapannya kritik yang dilayangkan ke KPUM adalah suatu langkah yang memberikan masukan yang akan dibenahi untuk KPUM sekarang maupun yang akan datang. Bukan kritik yang mematikan langkah KPUM atau pihak tertentu.” Tegasnya. (RPY)