email : [email protected]

23.7 C
Jambi City
Wednesday, December 4, 2024
- Advertisement -

Penerapan Model PBL berbantuan e-LKPD sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik

Populer

Penulis: Nadia Alfianetta, Nesty Hasmadya Putri dan Rima Melani Putri

Kemajuan sebuah zaman dan kualitas peradaban tidak lagi hanya disandarkan pada kekuatan sumber daya alam saja, melainkan sangat dipengaruhi juga oleh kualitas sumber daya manusianya. Untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas salah satunya dengan upaya memberikan pendidikan yang baik agar menghasilkan lulusan yang diharapkan mampu mengahadapi tuntutan dan tantangan abad 21. Perkembangan abad ke 21 ini membutuhkan pendidikan yang mampu menyiapkan peserta didik memiliki keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, keterampilan berpikir kreatif dan kemampuan kognitif. Selain itu, Pembelajaran abad 21 hendaknya memenuhi beberapa prinsip utama diantaranya berpusat pada peserta didik, kolaboratif, terhubung dengan dunia nyata, serta memiliki konteks dan tujuan. Proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik diharapkan mampu meningkatkan pemahaman konsep dan berfikir kritis peserta didik dalam setiap mata pelajaran. Termasuk pada mata pelajaran fsika yang merupakan salah satu mata pelajaran sains dan sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Belajar untuk berpikir kritis berarti: belajar bagaimana bertanya, kapan bertanya, apa pertanyaannya, bagaimana nalarnya, kapan menggunakan penalaran, dan metode penalaran apa yang dipakai. Seorang peserta didik dapat dikatakan berpikir kritis bila peserta didik tersebut mampu menguji pengalamannya, mengevaluasi pengetahuan, ide-ide, dan mempertimbangkan argument sebelum mendapatkan justifikasi.

Pembelajaran fisika, pada hakikatnya merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah, dimana tersusun atas tiga komponen penting berupa konsep,prinsip dan teori yang berlaku secara universal. Ketika peserta didik mulai tertarik dalam proses pembelajaran, mereka akan lebih mudah dalam memahami konsep konsep dari materi yang dipelajari. Pemahaman konsep inilah yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan berfikir kritis.

Baca juga  Refleksi Pendidikan, Belajar dari Ki Hajar Dewantara

Pentingnya keterampilan berpikir kritis ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Sejak dunia dilanda pandemi covid-19 proses pembelajaran di Indonesia menjadi sedikit bergeser dari yang semula semua kegiatan dilakukan di sekolah dengan bimbingan langsung pendidik ke pembelajaran jarak jauh (daring), yang pendidik hanya bisa memotivasi peserta didik dari jauh. Situasi ini secara tidak langsung menjadikan sebagian peserta didik memiliki pemahaman konsep tentang materi fisika menjadi lebih rendah yang terlihat dari hasil belajarnya. Melalui tes awal yang dilakukan saat pembelajaran dikembalikan ke sekolah dengan memberikan soal-soal yang mengukur keterampilan berpikir kritis yang disusun dari beberapa materi, diperoleh hasil bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik pada katergori kurang baik.

Hal itu disebabkan karena dalam pembelajaran belum banyak yang berorientasi ke arah pembiasaan untuk melatih keterampilan berpikir kritis. Proses pembelajaran yang menitik beratkan pada hasil belajar kognitif tingkat rendah, sehingga peserta didik menyerap informasi secara pasif dan kemudian mengingatnya pada saat mengikuti tes saja.

Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyikapi permasalahan tersebut dengan menerapkan model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengatur jalannya proses pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model PBL. Selain itu, salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menunjang pengetahuan selama belajar adalah e-LKPD. Hal ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik menggunakan teknologi selama proses pembelajaran.

Model PBL dipilih karena dirancang terutama untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir, menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa dengan mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau yang disimulasikan, dan menjadi pelajar yang mandiri dan otonom. Selain itu, PBL yang mempunyai skema pembelajaran adalah meeting the problem (Menemukan masalah), problem analysis and learning issues (analisis dan pembelajaran permasalahan), discovery and reporting (penemuan dan pelaporan), solution presentation and reflection (presentasi solusi dan refleksi), overview, integration and evaluation (menyimpulkan, mengintegrasi dan evaluasi) diharapkan mampu meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan kritis peserta didik.

Baca juga  TII: Pendidikan Harus Jadi Tanggung Jawab Bersama

Bantuan e-LKPD digunakan agar peserta didik lebih terarah dan terbiasa belajar secara mandiri dengan bimbingan secara tidak langsung pendidiknya melalui media ini. E-LKPD ini dirancang dan disusun oleh pendidik sesuai kebutuhan dan minat peserta didik sehingga akan lebih memudahkan dalam mengakses dan menggunakan, serta dengan animasi-animasi diharapkan memotivasi dan menjadikan kegiatan belajar lebih menyenangkan.

Beberapa penilitian terdahulu telah membuktikan dan menyatakan bahawa dengan penerapan model PBL berbantuan e-LKPD mampu meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Salah satunya penelitian yang sudah dilakukan oleh Mariati dkk (2019) menyatakan berdasarkan hasil uji beda diperoleh perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir kritis siswa dengan menggunakan LKS berbasis masalah berbantuan simulasi komputer dengan kata lain penerapan pembelajaran menggunakan lembar kerja siswa berbasis masalah lebih baik meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dibandingkan pembelajaran konvensional. Hasil tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zainatul, dkk (2021) yang menyebutkan dengan Implementasi model pembelajaran PBL dipadu dengan LKPD berbasis STEM dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik SMA pada materi pencemaran lingkungan. Di samping itu, terdapat perbedaan KBK peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi pencemaran lingkungan.

Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa melalui penerapan model PBL berbantuan e-LKPD mampu meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran fisika. Penerapan ini tidak hanya bisa dilakukan saat proses pembelajaran langsung, model PBL berbantuan e-LKPD ini juga akan bisa dilakukan saat proses pembelajaran jarak jauh (daring). Pendidik pun terbantu dalam penyampaian materi dan belajar lebih menyenangkan bagi peserta didik karena belajar secara aktif dimana dan kapan saja.

Baca juga  Ash-Shiddiiqi Competition 2022: Spirit Bangkitkan Jiwa Kompetisi dan Sportivitas Siswa Pasca Pandemi

Penulis merupakan Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika, UNP

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru