email : [email protected]

24.6 C
Jambi City
Monday, November 25, 2024
- Advertisement -

Pengaruh Kualitas Pernikahan pada Kesehatan Mental dan Kesejahteraan Keluarga

Populer

Penulis: Novita Sari

Apa yang Sahabat pikirkan ketika mendengar kata pernikahan? Ikatan hubungan cinta sakral yang indah dan romantis? Gerbang awal untuk membangun keluarga yang bahagia? Namun sebenarnya, arti pernikahan lebih dari sekadar itu. Sebuah pernikahan yang suci, mestinya diikat oleh tanggung jawab, komitmen, dan kekompakan kerjasama antara suami dan istri, sehingga kelak dapat mencetak generasi-generasi berkualitas yang bahagia dan bermental stabil. Oleh karena itu, pernikahan pun harus diawali oleh persiapan yang mantap dan matang, mulai dari persiapan ilmu, mental, fisik, dan finansial.

Namun sayangnya, tidak semua memahami hal ini. Pernikahan dianggap hanya menjadi goal perjalanan cinta, padahal sesungguhnya pernikahan merupakan titik start perjalanan cinta yang sejati. Sehingga dewasa kini, banyak pasangan menjalani pernikahan yang berkualitas landai.

Menurut Dr. Siti Marziah Zakaria, seorang dosen psikologi Universiti Kebangsaan Malaysia yang pernah melakukan penelitian terkait efek dari kuualitas pernikahan, pernikahan yang berkualitas dimaknai sebagai penilaian umum tentang pernikahan yang di dalamnya mencakup aspek positif dan negatif dari pernikahan tersebut, seperti masalah finansial, sikap, tikah laku pasangan, dan ikatan yang terjalin di antaranya. Pernikahan yang berkualitas dapat memprediksikan bagaimana kebahagiaan, kegembiraan, kesejahteraan psikologis, emosi, dan kesehatan fisik pada orang-orang yang terikat padanya. Sedangkan pernikahan yang tidak berkualitas atau penuh prahara dan huru-hara akan mengundang kemurungan, perceraian, tekanan, dan disusul oleh penyakit-penyakit fatal. Peneliti memandang kualitas pernikahan sebagai sebuah penilaian subjektif yang berkaitan dengan persepsi seseorang tentang hubungan pernikahan mereka dengan pasangannya.

Menurut Noralina (2001), ada dua macam ‘misi’ yang harus berhasil dilakukan atau ditempuh pasangan dalam mengarungi kehidupan pernikahan mereka, yakni kepiawaian dalam manajemen konflik dan bersikap dewasa serta bijak dalam menghadapi masalah demi masalah yang bak angin mendung menerpa.

Baca juga  Menjaga Kesehatan Mental dengan Cara Mencintai Diri Sendiri

Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara kualitas pernikahan dengan kesejahteraan hidup. Semakin baik kualitas pernikahan, maka semakin tinggi taraf kesejahteraan hidup. Begitu pun sebaliknya, semakin bobrok kualitas pernikahan, maka semakin rendah taraf kesejahtraan hidup.

Menurut Unberson dan Liu (2005), dampak kualitas pernikahan terhadap kesehatan mental sangat-sangat terkait. Kualitas pernikahan yang buruk dapat menyebabkan masalah kesehatan mental (seperti trauma, kecemasan, depresi, dan sebagainya) serta masalah yang mengancam fisik (seperti lemah jantung, kanker, dan penyakit kronis lainnya).

Sedangkan dampak kualitas pernikahan terhadap keluarga lebih berpotensi menyerang anak-anak selain kacaunya bahtera rumah tangga dan rapuhnya ikatan asmara antara suami dan istri, yakni anak-anak akan cenderung bertingkah agresif, melanggar peraturan, sulit diatur, kasar, rendah diri, dan bermasalah dalam belajar. Tiadanya atau minimnya kepercayaan mereka yang tumbuh pada orang tua menjadikan mereka tidak lagi memiliki rasa hormat terhadap orang tua. Sebaliknya, anak-anak yang tumbuh besar dalam naungan rumah tangga yang harmonis dan berkualitas akan berkembang menjadi orang-orang yang memiliki tanggung jawab sosial, percaya diri, empati terhadap orang lain, dan kualitas-kualitas positif lainnya.

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru