Bungo, Oerban.com – Tanaman cabai merupakan salah satu anggota dari famili Solanaceae yang sangat populer di masyarakat. Hampir semua olahan makanan khas Indonesia menggunakan cabe dan komoditas ini diminati masyarakat.
Pembudidayaan cabai bukan tanpa kendala. Berbagai kendala yang dihadapi para petani pembudidaya cabe mulai dari awal tanam hingga saat panen bahkan pasca panen. Mulai dari hama penyakit hingga fluktuasi harga yang kerap terjadi.
Produksi cabe sangat dipengaruhi oleh pemeliharaan yang meliputi pengendalian hama penyakit. Serangan oleh hama dan penyakit dapat mengakibatkan turunnya produksi, bahkan gagal panen.
Untuk mendukung target peningkatan produktivitas cabai, peran Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan Penyuluh Pertanian sangat penting mendampingi petani. Termasuk dalam mengawal setiap tahap tumbuh kembangnya tanaman cabai.
Gerakan Pengendalian (gerdal) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) cabe pada kegiatan pengembangan cabe merah seluas 2 ha. Gerdal dilaksanakan oleh Kelompok Tani Tanjung Sakti, Desa Tebat , Kecamatan Muko-muko Bathin VII.
Gerakan pengendalian (gerdal) telah terbukti banyak membantu petani dalam mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai. “Gerakan pengendalian cabai guna membantu petani dalam melakukan pengendalian OPT” terang Azizah, SP selaku Koordinator BPP Muko-muko Bathin VII.
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh anggota kelompok Tani dan juga dihadiri oeh POPT, Penyuluh Koordinator BPP Muko-muko Bathin VII. Petani sangat antusias mengikuti acara tersebut.
Pada kegiatan tersebut juga disampaikan tentang teknologi, inovasi tanam, panen dan pasca panen serta aplikasi Pemberian Trichoderma.
Dukungan dan keterlibatan berbagai pihak tersebut salah satunya adalah pada aspek pengendalian organisme penganggu tanaman (OPT) cabai, mengingat serangat OPT dapat berdampak negatif terhadap keberhasilan usahatani cabai.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dalam Kostratni. seperti diketahui Menteri Pertanian Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan dengan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) pertanian akan lebih maju, mandiri dan modern. Dengan Kostratani, pemerintah mengoptimalkan peran penyuluh yang ada di BPP.
“Penyuluh bukan hanya agar pertanian bisa maju saja, tetapi juga harus menggunakan cara-cara baru untuk bisa menghadirkan efektivitas atau kemampuan yang lebih banyak lagi serta pertanian harus mampu menghadirkan sumber daya manusia dan dapat bersahabat dengan alam,” tuturnya.
Mengenai persediaan pangan, SYL menegaskan masyarakat tidak perlu khawatir soal pangan, 11 komoditas bahan pokok dikawal pemerintah secara intens. Diantaranya yaitu beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai merah besar, cabai rawit, daging sapi/daging kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir dan minyak goreng.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan, meskipun di tengah pandemi Covid-19, pertanian tetap tidak berhenti. Bahkan peran penyuluh dan petani justru menjadi sangat penting di kondisi pandemic Covid-19 untuk meningkatkan produksi pertanian dan ekspor dengan basis IT.
Penulis : Puji L
Editor: Renilda PY