Tripoli, Oerban.com – Perdana Menteri Libya, Abdul Hamid Dbeibah, dan Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, menandatangani perjanjian gas senilai $8 miliar selama kunjungan terakhir pada hari Sabtu (28/1/2023).
Meloni mengadakan pembicaraan dengan Dbeibah di ibu kota Tripoli sebelum mereka menghadiri penandatanganan kesepakatan.
Kepala perusahaan energi Italia Eni, Claudio Descalzi, dan kepala Perusahaan Minyak Nasional (NOC) Libya, Farhat Bengdara, menandatangani perjanjian untuk mengembangkan dua ladang gas lepas pantai Libya.
Eni mengatakan, hal itu bertujuan untuk meningkatkan produksi gas untuk memasok pasar Libya dan untuk ekspor Eropa.
Akhir pekan lalu, Italia memperluas kemitraannya dengan Aljazair dalam mencari alternatif minyak dan gas Rusia, dengan Meloni terbang ke Aljazair.
Meloni tiba di Tripoli didampingi oleh menteri dalam negeri dan luar negeri. Kedua belah pihak membahas perdagangan, energi, dan migrasi melintasi Mediterania.
Meloni, pemimpin partai sayap kanan radikal Brothers of Italy, telah meminta Roma dan Uni Eropa untuk bekerja lebih erat dengan Libya agar menghentikan para migran dan pengungsi yang menyeberangi Laut Mediterania.
Libya telah mengalami kekacauan sejak penguasa lama Moammar Gadhafi digulingkan pada tahun 2011. Para penyelundup manusia mengambil keuntungan dari kekacauan dan ketidakstabilan politik di negara tersebut.
Sejak Maret tahun lalu, sebuah pemerintahan di timur Libya yang didukung oleh pemberontak Jenderal Khalifa Haftar – yang dekat dengan Rusia dan Mesir – telah menantang pemerintah Perdana Menteri Dbeibah, dengan alasan pemerintah telah melewati mandatnya.
Sumber: Daily Sabah
