Muaro Jambi, Oerban.com – Para petani dan penyuluh Kota Sungai Penuh selalu bersinergi dalam melakukan pengolahan lahan dan percepatan tanam untuk menjaga ketersediaan pangan di masa pandemi ini. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kota Sungai Penuh mengajak seluruh insan pertanian baik petani maupun penyuluh memanfaatkan alat mesin pertanian dalam mengelola lahan dan melakukan percepatan tanam.
Setelah musim panen selesai, saatnya sekarang Kelompok Tani Sinar Gunung yang berada di Desa Sumur Gedang, Kecamatan Pesisir Bukit, Kota Sungai Penuh bahu membahu dengan penyuluh mengolah lahan. Mereka berencana menanam bawang merah varietas Bima Brebes dengan total luas lahan 0,75 hektar. Dibawah Komando Ketua Poktan Sinar Gunung, M.Yamin, para petani melakukan pengolahan lahan dengan tulus dan penuh semangat.
PPL wilayah binaan BPP Pesisir Bukit, Suryati menyampaikan bahwa kegiatan pertanian harus menggunakan alat dan mesin pertanian. “Beberapa minggu yang lalu kami baru saja melakukan panen menggunakan combine harvester untuk membantu petani dalam pascapanen, sekarang ini dalam pengolahan lahan kami menggunakan Cultivator. Kami menghimbau kepada seluruh insan pertanian di Kota Sungai Penuh untuk memanfaatkan alsintan agar pertanian kita menjadi lebih maju mandiri dan modern,” ujar Suryati.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus memberi semangat kepada seluruh insan pertanian dalam mengelola lahan dan percepatan tanam. “Persiapan pangan adalah solusi saat pandemi covid 19, oleh karena itu kita harus bekerja lebih keras, lebih terpadu dan lebih gotong royong agar makanan rakyat bisa terjamin. Karenanya, ayo seluruh insan pertanian kita hadapi tantangan – tantangan tersebut dengan langkah strategis yaitu penanaman lebih cepat,” semangat SYL.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi. Ia berharap petani melakukan percepatan tanam. “Petani, penyuluh dan insan pertanian harus tanam, tanam, tanam. Banyak lahan yang bisa dimanfaatkan. Ada lahan kering, lahan rawa bahkan lahan pekarangan. Intinya kita tidak boleh berhenti menanam. Karena kebutuhan pangan masyarakat Indonesia harus terus dipenuhi dalam kondisi seperti ini,” kata Dedi. (WN)