Kota Jambi, Oerban.com – Berkembangnya teknologi dan perekonomian di perkotaan, membuat kawasan perkotaan semakin membutuhkan lahan untuk berbagai kegunaan, termasuk bertani.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), dalam beberapa kesempatan mengatakan, keterbatasan lahan merupakan tantangan yang besar bagi penduduk Indonesia. Kendati begitu menurutnya, hidroponik merupakan solusi dari permasalahan tersebut.
Hidroponik merupakan salah satu metode dalam budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman. Tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan keluarga, pengembangan hidroponik dapat menjadi usaha yang menjanjikan.
Seperti yang dikatakan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, bahwa hidroponik merupakan salah satu metode membangun urban farming yang memiliki peluang menjanjikan masyarakat perkotaan.
Adapun Yandri seorang pengusaha sayuran hidroponik di Jambi dengan brand Adipura telah berusaha hidroponik dari tahun 2017.
Yandri mengaku awalnya usaha tersebut tidak berjalan mulus-mulus saja, apalagi pada awal merintisnya.
“Berbagai tantangan dan hambatan kami terima, terutama penolakan pasar di enam bulan pertama karena harga jualnya yang lebih tinggi dibanding sayuran non hidroponik, tambah pengusaha yang memang hobi bercocok tanam ini,” ujarnya.
Namun hal tersebut tidak menyurutkan langkah Yandri untuk terus bergerak. Strategi pemasaran pun kami ubah dengan memanfaatkan media sosial khususnya Facebook dan Instagram.
“Alhamdulillah usaha kami ini berkembang sampai dengan sekarang, *aat ini hanya dengan luasan usaha 16 x 40 m dengan jumlah tenaga kerja hanya 2 orang, produksi sayuran hidroponik yang dapat dihasilkan mencapai 600-700 kg/bulan dengan pendapatan Rp 24.500.000/bulan,” jelasnya.
Success story ini yang membuat Yandri menjadi salah satu tujuan kunjungan para petani milenial wilayah kerja Bapeltan Jambi yang sedang mengikuti Pelatihan Kewirausahaan.
“Banyak ilmu yang kami dapat dari kunjungan ini,” ujar salah satu petani milenial peserta pelatihan.
Yandri berpesan kepada para petani milenial jika ingin memulai usaha harus fokus pada bidang yang akan dikerjakan. Selain itu, tegas dia, pembeli harus dianggap raja sehingga kita akan selalu memberikan pelayanan terbaik kepada mereka.
Saat ini usaha adipura hidroponik jambi telah berkembang dan memiliki 14 anggota di 4 cabang di kota Jambi. Sayuran hidroponik dijual ke pasar modern, pedagang kebab, pengusaha catering, dan bahkan sudah bekerjasama dengan supermarket yang ada.
“Kedepannya kami akan memperbaiki pembukuan dengan menggunakan aplikasi yang saat ini masih dilakukan secara manual dengan mencatat laporan setiap hari,” tutup Yandri.(DNA)
Editor: Ainun Afifah