Sukabumi, Oerban.com – Beragam upaya terus dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam memenuhi kebutuhan pangan rakyat Indonesia serta mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan pendapatan petani.
“Kementan terus fokus dalam meningkatkan produksi dan kualitas, hingga bisa berdampak pada kegiatan ekspor dan mengurangi ketergantungan impor. Indonesia negara yang kaya, ragam komoditas pertanian yang kita punya tentu bisa bersaing di pasar multinasional,” demikian disampaikan Mentan Syahrul Yasin Limpo.
Lebih lanjut, dirinya berharap agar panganan lokal dapat semakin bersaing di pasar dunia.
Untuk mewujudkan ini, tentu tak lepas dari peran aktif para petani muda, sebagaimana dikatakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.
“Agar petani-petani milenial ini semangat, kita fasilitasi mereka, salah satunya lewat suntikan dana hibah kompetitif (HK) Program YESS, untuk menggeluti wirausaha pertanian bahkan untuk terjun menjadi petani unggul,” sambung Dedi.
Salah satu kisah petani milenial datang dari seorang peternak bebek di kota Sukabumi, Jawa Barat.
Adalah Sri Tiansih, yang mengawali usahanya dari nol, semasa proses pencarian kerja, hingga akhirnya bisa meraup omset sekitar Rp 5,4 juta per bulannya.
“Saat menganggur, saya ingin produktif. Akhirnya coba untuk beternak bebek petelur karena biaya pemeliharaan yang tidak terlalu mahal dan tidak begitu rumit,” kata Sri.
Pintar membaca pasar, menurut Sri ada banyak peminat telur bebek, namun pemasok masih terbatas.
Maka dari itu, berbekal pengalaman orang tuanya yang telah menggeluti usaha ini sekitar 30 tahun, Sri pun memantapkan diri, menjadi peternak bebek di usianya yang belum mencapai 30 tahun.
“Saya memutuskan untuk belajar dengan bapak saya, saya ambil ilmunya dari beliau,” kata Sri.
Ia pun memulai usahanya dengan berternak sendiri bermodalkan 30 ekor bebek, dan konsisten untuk selalu memberikan telur yang segar kepada konsumen.
Singkat cerita, setelah usaha ini berlangsung lama, Sri pun mendapat informasi terkait Hibah Kompetitif Program YESS.
“Saya dibantu sampai tahap mengajukan proposal. Meski kabarnya keluar cukup lama, akhirnya saya dapat kabar bahwa proposal saya disetujui dan akan ada kunjungan usaha.
Beberapa waktu kemudian, dinas pertanian datang mengunjungi usahanya dan mengajukan sejumlah pertanyaan. Ahamdulillah sekarang saya menjadi salah satu penerima dana HK katanya.
Pasca memperoleh dana HK, Sri bisa membeli bibit bebek yang berkualitas, mendapat pasokan pangan bagus dengan harga stabil, hingga meningkatkan omset.
Adapun Hibah kompetitif ini merupakan bantuan Kementan dalam bentuk modal usaha bagi petani muda, melalui proses seleksi dengan memenuhi persyaratan dan kesepakatan.
Program pendanaan hibah kompetitif sendiri didanai oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
Sasaran Program Hibah Kompetitif adalah pemuda pedesaan peserta program YESS, yang memiliki usaha di bidang pertanian dan telah mengikuti pelatihan dari Program YESS
“HK diberikan guna mempekerjakan para pemuda di sektor pertanian serta menumbuhkan wirausahawan muda lainnya di masa datang,” tutur Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Idha Widi Arsanti.
Idha juga berharap, melalui suntikan dana ini Sri dapat memperbesar usaha yang digarapnya agar dapat memenuhi permintaan pasar.
“Ke depannya semoga Sri bisa memperluas usahanya melalui hilirisasi, dengan mengajak kolaborasi warga setempat,” kata Idha.
Penulis : Nurlaily