Sungguh tak pantas di muka umum Sohibul Iman mengatakan Fahri Hamzah pembohong dan pembangkang! Karena itu, sudah menyerang personal, sementara masalahnya masih bergulir di Mahkamah Agung. Kalau masih tetap dipecat, ya pecat saja, tapi jangan bilang, orang pembohong dan pembangkang di muka umum, begitu.
Apalagi, tiap sebentar bicara soal etika, soal kecerdasan literasi, soal kesantunan. Di mana hilangnya semua itu? Apakah, bila sudah menyangkut soal Fahri Hamzah, semua menjadi “halal” dan sah? Tampak betul, bila sudah sesuai dengan dirinya, keinginannya, kepentingannya, ia tampil pasang badan, seolah-olah, itu memang untuk kebaikan bersama. Bila tidak, ia bersembunyi di balik jubah Ketua Majelis Syuro.
Saat diteriaki huuuu itu, Sohibul Iman tak pantas menyebut nama Ketua Majelis Syuro di forum yang disiarkan secara langsung itu. Seolah-olah, ia hendak memfetakompli (fait accompli) antara suara para legislator dengan Ketua Majelis Syuro. Celakanya lagi, ia melakukan itu riang gembira pula.
Tak saja berpotensi mendikte, Sohibul Iman bisa saja mempermalukan Ketua Majelis Syuro di muka umum. Tentu, ia tahu persis pembicaraan diam-diam, antara berbagai kekuatan politik, termasuk PDIP atau Jokowi. Bisa jadi ia tak setuju dengan satu pembicaraan itu, dan setuju dengan suara para legislator yang hadir, tapi dengan sikapnya begitu, ia sudah menyandera Ketua Majelis Syuro dalam membuat keputusan, kemudian hari.
Bila nanti keputusannya berkoalisi dengan PDIP mendukung Jokowi, maka Sohibul Iman sudah terlebih dulu cuci tangan, bahwa keputusan itu bukanlah dari dirinya, tapi keputusan Ketua Majelis Syuro. Tapi, bila nanti keputusannya berbeda, maka ia sudah dianggap paling berjasa atas keluarnya keputusan itu.
Padahal, sejak awal, keinginan untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi-JK itu sangat terasa. Dan Sohibul Iman tampak di depan. Hanya saja, selalu tak kesampaian. Malah, mention-mentionnya kepada @jokowi lewat twitter, selalu menerpa ruang hampa.
Itulah yang dimaksud dengan politik standar ganda ke dalam yang diterapkan Sohibul Iman. Dan tampaknya itu yang dipilih karena memang tak punya pilihan lain. Ia juga sudah melupakan kunjungannya ke Istana dulu dan mention-mentionnya itu. Tapi, berkaitan dengan Fahri Hamzah, harus menunggu (hari senin ini) siapa yang nantinya akan menjadi abu dan arang.