Jakarta, Oerban.com – Pengamat politik Rocky Gerung merespon penetapan status tersangka terhadap Direktur Lokataru Haris Azhar dan Koordinator Kontras Fatia Maulidiyanti, yang merupakan tindak lanjut dari proses laporan polisi tertanggal 22 September 2021 oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Rocky mengatakan, penetapan status tersangka terhadap Haris dan Fatia bisa membuat orang berpikir sedang ada upaya pengendalian politik oleh pemerintah.
“Hal lain yang bisa membuat kita kehilangan kepercayaan pada hukum adalah ditersangkakan nya saudara Haris Azhar dan Fatia, orang akan menganggap bahwa ini sebetulnya adalah pengendalian politik,” ujar Rocky melalui kanal YouTube pribadinya, Minggu (20/3/2022).
Lebih lanjut, menurut Rocky pengendalian politik yang terjadi saat ini disponsori oleh oligarki, sebab Luhut sendiri dinilai sudah jadi semacam juru bicara oligarki.
“Kalau kita lihat isunya hari-hari ini, pak Luhut seolah-olah kalau judul filmnya itu ‘The Untouchable’, yang tak bisa disentuh oleh hukum. Kendati beliau sudah mencemarkan nama baik 110 juta orang dengan Big Datanya itu, yang juga disebut Big Lie,” jelasnya.
Sementara itu, Rocky menyebut apa yang dilakukan oleh Haris Azhar dan Fatia merupakan upaya untuk menghadirkan kembali Indonesia yang bersih lewat riset.
“Jadi bedanya Haris dan Fatia dilaporkan karena bikin riset, sementara pak Luhut bebas-bebas aja berbohong tentang Big Data itu dan gak mau buka datanya,” ucap Rocky.
Rocky menegaskan, apa yang dilakukan oleh Haris dan Fatia merupakan perwakilan dari suara Reformasi yang menghendaki Indonesia bersih dari KKN.
“Kita bisa lihat lebih besar bahwa ini adalah upaya untuk menekan oposisi, jadi jelas Fatia dan Haris itu ada dibelakang atau bersama dengan mahasiswa, buruh, dan emak-emak dalam upaya menegakkan prinsip-prinsip anti KKN,” tutur Rocky.
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini
