email : [email protected]

23.7 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Sebuah Fenomena: Generasi Z dan Digital Dependence (Bagian 1)

Populer

Oleh: Ghina Syauqila

Generasi Z yang merupakan generasi kelahiran 1998 hingga 2012 adalah generasi yang telah akrab dengan media digital sejak dini serta mengandalkan dan menjadikan media digital sebagai bagian tak terpisahkan dari sendi-sendi kehidupan mereka. Generasi ini dicirikan sebagai generasi yang lebih open-minded daripada generasi-generasi sebelumnya karena kemudahan pengaksesan terhadap berbagai macam ilmu pengetahuan, wawasan, dan informasi yang memengaruhi pola pikir, pemahaman, dan sikap mereka.

Fasilitas-fasilitas yang ditawarkan media digital memberikan berbagai kemudahan bagi Generasi Z. Tidak perlu menyibak halaman demi halaman banyak buku, saat ini Generasi Z hanya tinggal mengetikkan apa yang mereka butuhkan di search engine, dan hasil yang mereka cari akan muncul. Atau tidak perlu mengerahkan usaha lebih untuk membeli beragam kebutuhan, tinggal mengusapkan jari di layar gawai saja, seseorang telah dapat memesan dan membeli yang mereka perlukan. Generasi Z juga tidak perlu mencari hiburan di luar, hanya tinggal scroll ke atas, ke bawah, atau ke samping saja, Generasi Z akan memperoleh bentuk penghiburan yang beraneka, seperti novel atau komik online, film, channel YouTube, konten-konten digital, podcast, dan game yang menyuguhkan bermacam-macam jenis dan keunikan-nya tersendiri. Kini, media serta bahan belajar pun dapat diakses dengan begitu mudah seperti menjentikkan jari. Jutaan ebook, platform belajar online, konten-konten edukasi, pelatihan online, dan webinar tersedia di internet. Generasi Z juga tak perlu khawatir ketinggalan berita atau informasi, karena media digital menyajikan seluruhnya (Mudawamah, 2020).

Namun, kemudahan-kemudahan yang ditawarkan media digital ini rupanya menyebab-kan ketergantungan yang sangat besar terhadap media digital pada mayoritas Generasi Z, karena media digital pada masa ini telah menjadi kebutuhan primer bagi mereka (Gaba, 2022). Ketergantungan yang sangat besar ini disebut dengan digital dependence.

Baca juga  Krisis Kesehatan Mental Meningkat di Inggris, YoungMinds Minta Pemerintah Ambil Tindakan

Digital dependence, menurut Rustiana (2018), adalah ketergantungan terhadap media digital dalam keseharian seseorang, yang secara berkesinambungan tiap waktu menggunakan hampir keseluruhan waktu untuk berselancar dalam media digital, seperti media sosial, game, dan platform lainnya, yang mana kelompok digital dependence ini akan merasa cemas jika tidak ada koneksi internet yang dapat menghubungkannya ke media digital. Secara umum, seseorang digital dependence cenderung menghabiskan 79% dari keseluruhan waktunya dalam sehari dengan aktivitas di media digital (Supratman, 2018).

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru