Ankara, Oerban.com – Turki mengakhiri perdagangan tahun ini dengan indeks saham naik 0.59 persen pada hari Jum’at yang lalu, dengan mencatat level tertinggi baru sepanjang sejarah di 5.509.16 poin.
Berbanding terbalik, bursa saham global tahun ini mengalami kesulitan, Borsa Istanbul (BIST) 100 meroket 196,57% secara tahunan pada tahun 2022 karena investor melakukan lindung nilai terhadap lonjakan harga konsumen dan lira yang melemah.
Sebaliknya, Wall Street menutup tahun 2022 pada titik terendah dalam 14 tahun dan bursa saham Eropa mengalami kerugian terbesar sejak 2018.
Memulai tahun di 13,6800, lira Turki berada di 18,7170 melawan dolar AS pada penutupan hari Jumat.
Paritas dolar AS/lira mencapai serendah 18,8229 pada 27 Desember, sementara 1 euro diperdagangkan untuk 20,0010 lira Turki pada akhir Jumat, dan nilai tukar pound/lira Inggris berdiri di 22,6430.
Pada penutupan Jumat, volume perdagangan indeks mencapai 113 miliar lira Turki ($6,03 miliar).
Harga emas turun 0,14% menjadi $1.823,40 per ons, sementara minyak mentah Brent berada di $84,51 per barel untuk kenaikan 1,26% pada pukul 18:30 waktu setempat (15:30 GMT).
Seperti negara lain, Turki bergulat dengan rekor inflasi tahun ini karena perang Ukraina mendorong harga energi dan pangan global.
Setelah mencapai level tertinggi 24 tahun di 85,51% di bulan Oktober, inflasi tahunan Turki turun menjadi 84,39% di bulan November.
Ekonomi Turki tumbuh 3,9% tahun-ke-tahun pada kuartal ketiga 2022, mengikuti tingkat pertumbuhan masing-masing 7,7% dan 7,5%, pada kuartal kedua dan pertama.
Sepanjang tahun ini, Bank Sentral Republik Turki (CBRT) memangkas suku bunga acuannya dengan total 500 basis poin, menurunkannya menjadi 9% dari 14%.
Bank mengatakan level saat ini “memadai” dan akan mengakhiri serangkaian pemotongan.
Sumber: Daily Sabah
