Muaro Jambi, Oerban.com – Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelatihan Kementerian Pertanian, Balai Pelatihan Pertanian Jambi menjadi daya tarik bagi siswa dan mahasiswa untuk dijadikan sebagai lokasi magang dan pembelajaran karena memiliki sarana dan prasarana yang mumpuni di bidang pertanian.
Sejalan dengan itu, empat orang Mahasiswa Universitas Jambi dengan program studi Biologi, Fakultas Sains dan Terapan baru saja menyelesaikan kegiatan magang di Bapeltan Jambi selama 2 bulan dengan presentasi akhir. Bertempat di ruang kelas, presentasi ini turut dihadiri oleh Dosen pendamping, Widyaiswara pembimbing, serta pejabat fungsional widyasiwara Bapeltan Jambi.
Dalam presentasi tersebut, Abel, Nurul, Nur dan Vero menyampaikan laporan hasil kinerja masing-masing secara bergantian. Kemudian dilakukan sesi tanya jawab serta penyampaian masukan dan saran dari Widyaiswara Bapeltan Jambi
Icha selaku dosen pendamping lapangan, mengucapkan terima kasih kepada pihak Bapeltan Jambi yang telah bersedia menerima mahasiswanya magang dan berharap kegiatan ini berlangsung secara kontinu kedepannya
Melalui magang di UPT Kementerian Pertanian khususnya bagi mahasiswa pertanian, diharapkan dapat memberikan pengalaman dan pemahaman bagi mahasiswa yang akan lulus kuliah dan melanjutkan karir maupun pendidikan di bidang pertanian nantinya. Program magang juga menjadi salah satu cara untuk semakin mendekatkan dunia pertanian, terutama kepada generasi muda atau kalangan milenial.
Seperti halnya yang dituturkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa petani muda sangat penting perannya dalam melanjutkan pertanian Indonesia di masa depan.
Pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern memerlukan SDM yang unggul dan kompeten.
“Kementan melakukan banyak cara supaya peningkatan SDM Pertanian berjalan secara massif dan sistematis. Peluang pelatihan atau magang di negara-negara maju dalam pertanian seperti Jepang, Taiwan, Australia, dan Korea harus dimanfaatkan dengan maksimal,” ujar Dedi.
Editor: Ainun Afifah