email : [email protected]

25 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Utang Membengkak Tetapi Pertumbuhan ‘Mlempem’, FPKS Anggap Pemerintah Lamban

Populer

Jakarta, Oerban.com – Menteri Keuangan pada Kamis, 20 Mei 2020 mengatakan, defisit anggaran 2022 diproyeksi sebesar 4,51-4,85 persen.

Angka tersebut menurut anggota DPR RI Fraksi PKS Ecky Awal Mucharam, masih perlu kajian komprehensif dalam penetapan. Sebagai catatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir sebelum masa pandemi, kata dia, defisit anggaran tidak mampu menjadi pengungkit tercapainya angka pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan.

“Poin yang harus Pemerintah perbaiki dalam capaian kinerja mendatang. Diantanya terkait dengan defisit dan pembiayaan yang masih lebar namun tidak menjadi daya dorong pertumbuhan ekonomi,” tegas Ecky seperti dilansir laman Fraksi PKS, Selasa (25/5/2021).

Kondisi defisit menurut Ecky diperparah pada masa pandemi, pada 2020 meskipun defisit telah terjadi relaksasi dengan nilai yang besar tetapi pertumbuhan tetap harus dilakukan revisi sebanyak empat kali.

Periode Maret-April 2020 Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kisaran 0,4-2,3 persen, Mei-Juni kembali menurunkan target menjadi 0,4-1 persen, September-Oktober direvisi terkontraksi 1,7-0,6 persen, serta akhirnya pada akhir tahun target kembali terjun menjadi minus 2,2-minus 1,7 persen.

“Penetapan target defisit yang kurang akurat disertai belanja yang tidak optimal dan produktif dapat memicu persoalan turunan berupa timbulnya beban utang atas Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) atau dengan kata lain adanya beban utang atas likuiditas yang idle. Sebagai catatan 2019 dan 2020 masing-masing mengalami kenaikan beban bunga utang sebesar 10 persen dan 14 persen,” jelas Ecky.

Berikutnya adalah persoalan keseimbangan primer yang diestimasi masih minus 2,31-2,65 persen.

Fraksi PKS melalui Ecky berpendapat bahwa Pemerintah masih lambat dalam mengejar keseimbangan primer atau perbaikan neraca fiskal.

Tercatat keseimbangan primer pada KEM PPKF 2022 masih diproyeksi akan terjadi defisit setelah pada 2020 mencapai juga dibukukan negatif 4,09 persen dari PDB.

Baca juga  Mardani Ungkap Sejumlah Catatan Mengenai Isu Selama Pembahasan RUU Otsus Papua

“Keseimbangan primer yang terjebak dalam angka negatif akan menyebabkan negara makin sulit keluar dari jeratan utang. Penerbitan utang baru digunakan untuk pembayaran utang lama ditambah dengan beban bunga yang terus bertambah dan bersifat tidak produktif.” tutur Ecky.

Ecky kembali mengingatkan bahwa defisit keseimbangan primer merupakan konsekuensi logis ketika pemerintah menetapkan strategi kebijakan fiskal ekspansif dalam rangka menstimulasi pertumbuhan ekonomi.

“Namun demikian, kebijakan intensifikasi pajak yang dicanangkan juga kontraproduktif dengan program pemulihan ekonomi nasional. Sehingga Pemerintah perlu sangat berhati-hati terhadap kedua kebijakan fiskal tersebut,” ungkap Ecky.

Hal berikutnya yang menjadi dampak dari defisit anggaran dan keseimbangan primer adalah utang. Ecky menyebutkan Fraksi PKS mencatat bahwa utang Indonesia pada dua periode pemerintahan terakhir terjadi lonjakan tajam, Hingga 2022 pemerintah mengestimasi bahwa utang akan membengkak menjadi 43,76-44,28 persen dari PDB.

FPKS menilai bahwa Pemerintah masih lemah dalam manajemen utang. Hal tersebut menurut Ecky dikarenakan Pemerintah dalam pengelolaan utang tidak efektif dan kurang inovatif.

Alokasi utang belum secara optimal digunakan untuk hal-hal yang produktif, bahkan masih terdapat penyalahgunaan dana pinjaman sehingga mempersulit pengembalian pinjaman pokok maupun utang bunga. Pengelolaan utang masih mengesampingkan manajemen risiko keuangan Negara dan penerapan Fiscal Sustainability Analysis (FSA) termasuk Debt Sustainability Analysis (DSA) secara komprehensif.

“Perkembangan utang telah terjadi sebelum masa pandemi, kemudian terjadi lonjakan tajam pada 2020 mencapai 39,4 persen dan pada 2021 diproyeksi akan menembus angka 41,1 persen” pungkas Ecky.

Editor: Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru