Jakarta, Oerban.com – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) partai Demokrat Jansen Sitindaon mengatakan, isu agama tidak pantas digunakan untuk menutupi kegagalan negara atau hanya sekedar untuk menaikkan elektoral.
Menurutnya, memantik narasi kebencian antar golongan/agama bisa benar-benar meretakkan persatuan. Di samping itu dia juga menegaskan, siapapun yang menang di antara kedua ekstrem tersebut, semuanya pasti akan menjadi abu.
“Jangan lagi membangkit-bangkitkan dan memantik 2 ekstrem ini di ruang publik/politik kita. Untuk menutupi kegagalan mengelola negara atau untuk elektoral, isu ini memang efektif. Karena gampang menarik minat orang kesana. Tapi efeknya bisa membakar kemana-mana. Sudah lampu kuning mengarah merah ini,” kata Jansen melalui akun twitternya, Kamis (18/11/2021).
Lebih lanjut dia memaparkan, kedua ekstrem yaitu antara golongan dan agama, sejak dulu tidak pernah bisa bertemu.
“Sejak dulu 2 ekstrim ini ada dan tak pernah bisa ketemu. Baik ketika di BPUPKI (sebelum merdeka) maupun ketika coba dibahas ulang lagi di Konstituante (setelah kita merdeka),” urainya.
Untuk itu, Jansen berpesan kepada mereka yang sedang mengelola negara ini agar membaca kembali Risalah BPUPKI hingga Konstituante, karena melalui itu akan tergambar potret Indonesia sejak dulu.
“Metode ‘main hantam’ dengan tempelkan tuduhan ini itu kepada pihak berbeda tak akan membuatnya hilang. Butuh seni apalagi di era demokrasi ini,” tandasnya.
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini