Oerban.com – Konflik yang berkecamuk antara Israel dan Palestina dapat memberikan pukulan serius terhadap pembangunan ekonomi global, presiden World Bank mengatakan pada hari Selasa (24/10/2023).
Ajay Banga mengatakan pada saat konferensi investor di Arab Saudi bahwa ketegangan geopolitik yang meningkat oleh konflik Timur Tengah menimbulkan ancaman terbesar bagi ekonomi dunia, tetapi risiko itu cenderung bergerak dengan cepat, sehingga yang lain tidak boleh diabaikan.
“Ada begitu banyak hal yang terjadi di dunia dan geopolitik dalam perang yang Anda lihat dan apa yang baru saja terjadi baru-baru ini di Israel dan Gaza. Pada akhirnya, ketika Anda menyatukan semua ini, saya pikir dampaknya terhadap pembangunan ekonomi bahkan lebih serius,” kata Banga.
Risiko cenderung bergerak, katanya. “Jadi saya akan sangat berhati-hati untuk terpaku pada satu dan mengabaikan yang lain sekarang.”
Banga mengatakan bahwa sementara segala sesuatu di negara maju terlihat lebih baik daripada yang diperkirakan beberapa waktu lalu, “Saya pikir kita berada pada titik yang sangat berbahaya.”
Lebih dari 5.000 warga Palestina, terutama warga sipil dan kebanyakan anak-anak, telah tewas di Jalur Gaza dalam pemboman besar-besaran Israel setelah kelompok perlawanan Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober. Sekitar 1.400 orang dikatakan telah tewas di Israel.
Banga berbicara di Future Investment Initiative (FII) tahunan, yang sering disebut sebagai “Davos in the Desert.”
Lebih dari 6.000 delegasi terdaftar untuk acara tiga hari yang akan menampilkan penampilan oleh kepala perbankan global dan presiden Korea Selatan, Kenya dan Rwanda, kata penyelenggara.
Banga mengatakan geopolitik merupakan yang terbesar, tetapi bukan satu-satunya risiko bagi ekonomi dunia.
“Imbal hasil Treasury 10-tahun AS baru saja melewati 5% sebentar kemarin, ini adalah area yang belum kita lihat. Jadi ya, itu ada di sana bersembunyi di bayang-bayang,” katanya, mengacu pada kenaikan patokan untuk biaya pinjaman di seluruh dunia, yang selanjutnya mengancam perlambatan ekonomi.
“Lalu, berapa lama sebelum pandemi berikutnya?” Banga mencatat.
Dia mengatakan investasi sektor swasta diperlukan di negara berkembang tetapi risiko politik di beberapa negara ini tetap menjadi penghalang.
“Sekitar 1 triliun dolar dibutuhkan hanya untuk energi terbarukan di pasar negara berkembang. Tidak ada cukup uang di kas pemerintah atau bahkan di bank pembangunan multilateral, kita perlu melibatkan sektor swasta dengan modal mereka,” katanya. “Dan itu adalah tugas terbesar yang kita miliki di depan kita.”
Konflik regional
Kekerasan yang mengejutkan di Israel dan Gaza sangat kontras dengan visi Timur Tengah yang lebih stabil dan makmur yang diperjuangkan oleh Arab Saudi, yang tahun ini membangun kembali hubungan dengan Iran dan sedang dalam pembicaraan untuk mengakui Israel sebelum pertempuran pecah.
Arab Saudi dalam beberapa pekan terakhir mengutuk kekerasan terhadap warga sipil di Gaza dan menegaskan dukungannya untuk perjuangan Palestina.
Sebuah sumber yang akrab dengan diskusi tentang kemungkinan normalisasi dengan Israel mengatakan kepada Agence France-Presse (AFP) bulan ini bahwa proses tersebut telah dihentikan sementara.
Konflik itu terjadi di tengah agenda reformasi Visi 2030 yang diperjuangkan oleh penguasa de facto kerajaan, Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), yang dimaksudkan untuk mengalihkan eksportir minyak mentah terbesar dunia dari bahan bakar fosil.
Para pejabat Saudi telah mengisyaratkan bahwa mereka berniat untuk terus maju dengan rencana reformasi mereka meskipun ada kekhawatiran akan gejolak regional yang lebih luas.
Selain FII, ibu kota minggu ini juga menjadi tuan rumah pekan mode pertamanya dan pertandingan tinju antara Tyson Fury dan Francis Ngannou.
Pada hari Senin, MBS mengumumkan rencana untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia eSports pertama musim panas mendatang.
Upacara pembukaan FII menampilkan penampilan vokal oleh kontestan Britain’s Got Talent Malakai Bayoh saat seekor merpati raksasa melintas di layar di belakangnya.
Yasir Al Rumayyan, gubernur Dana Investasi Publik Saudi, hanya merujuk secara miring pada konflik Israel-Palestina dalam komentarnya pada hari Selasa, meskipun ia memperingatkan tentang tantangan yang disajikan oleh suku bunga tinggi.
“Ketika bank sentral telah memperketat kebijakan moneter dalam upaya memperlambat inflasi, bisnis dan pemerintah di seluruh dunia telah menyesuaikan diri dengan kenyataan baru ini. Ini telah menjadi kenaikan suku bunga tercepat sejak awal 1980-an dan telah menyebabkan gangguan yang signifikan dan tidak dapat diprediksi,” katanya.
Namun, ia menyuarakan optimisme bahwa “bahkan dalam lingkungan suku bunga tinggi kita dapat melihat percepatan pertumbuhan dan produktivitas.”
Sumber: Daily Sabah
