email : [email protected]

24.5 C
Jambi City
Saturday, November 23, 2024
- Advertisement -

Kawasan Wisata Kampoeng Organik yang Kini Tak Terawat Lagi

Populer

Kota Jambi, Oerban.com. Pasca pemerintah menetapkan aturan penutupan di seluruh destinasi wisata, untuk menghindari kerumunan sebagai upaya mencegah penyebaran virus Corona selama libur lebaran tahun 1442 H tahun ini, menyebabkan sebagian orang yang biasa mengisi libur dengan berwisata harus memutar otak.

Meskipun libur lebaran telah berakhir, dan para pekerja sudah mulai kembali beraktivitas, namun, beberapa tempat wisata juga tetap belum dibuka. Akan tetapi, tidak semua berlaku demikian. Seperti yang saya lakukan bersama beberapa teman sejawat kemarin (19/6) lalu. 

Karena tujuan destinasi wisata pada awalnya tutup, kami memutar arah dan mencari lokasi lain, kami pun sampai pada sebuah tempat wisata bernama Kampoeng Organik Jambi. Terletak di Jl. Lingkar Selatan III Rt. 26 Kel. Palmerah Kec. Jambi Selatan, Kota Jambi, lokasi wisata ini dapat ditempuh selama 30 menit perjalanan dari pusat kota.

Terong, salah satu jenis tanaman yang terdapat di kampoeng organik. 

Mengusung tema alam, destinasi ini cocok untuk keluarga dan anak-anak serta mereka yang ingin berwisata sambil belajar. Pengunjung dapat melihat berbagai jenis tanaman sayuran dan buah-buahan seperti pare, durian, naga, cabe, terong, Jambu, buah naga, markisa, belimbing, dan jenis tanaman lain di sepanjang kawasan. 

Selain itu, kita juga dapat menaiki berbagai jenis wahana permainan seperti flying fox, kereta api untuk anak-anak, wahana air, ikan terapi dan memberi makan ikan di danau secara langsung. Pengunjung dikenakan tarif Rp. 20.000,00 per orang bagi dewasa, serta Rp. 15.000,00 untuk anak-anak. 

Yang menarik di kampung organik Jambi

Memetik Markisa di kampung
Memetik Markisa di Kampoeng Organik Jambi

Dari pengamatan sepintas, saat mengunjungi lokasi kampoeng organik, beberapa yang menarik dari kawasan ini misalnya, pengunjung dapat memetik sendiri buah markisa dan jambu biji yang terdapat disekitar kawasan wisata. Tanaman markisa tumbuh subur merambat di pagar-pagar dalam kawasan wisata.

Baca juga  Sejahterakan Petani, Kementan Dorong Hilirisasi Pertanian
Beberapa kelinci di Kampoeng Organik Jambi

Selain itu, terdapat taman teletubbies dan kelinci berukuran sedang. Di dalamnya, terdapat bukit khas Teletubbies yang dibuat mini, jembatan gantung, serta 4 ekor kelinci dewasa berwarna hitam putih. Keempat kelinci tersebut tampaknya sudah akrab dengan para pengunjung, terbukti, dengan jarak dekat, kita dapat mengambil gambarnya.

Lelah dengan bermain-main di sekitar lokasi, kita dapat beristirahat di saung-saung yang disediakan di sekitar taman, ada pula rumah ibadah, dan toilet di ujung kawasan.

Sensasi ikan terapi di Kampoeng Organik Jambi
Sensasi ikan terapi di Kampoeng Organik Jambi

Tak sampai disana, kita juga dapat merasakan sensasi ikan terapi dengan gratis. Pengunjung disarankan untuk mencuci kaki terlebih dahulu, barulah kemudian mencelupkan kaki ke dalam kolam yang berisi ribuan ikan terapi. Rasa geli bercampur sedikit sakit akan anda rasakan ketika mulut-mulut ikan tersebut menyentuh kaki. Namun, setelah beberapa saat, kaki akan terasa lebih ringan.

Dilansir dari sehatq.com, ikan terapi memiliki beberapa manfaat seperti, mengangkat sel-sel kulit mati, melancarkan sirkulasi darah, menghaluskan kulit, mengatasi stres, serta sebagai pengobatan penyakit kulit psoriasis.

Kondisi kampung organik yang sudah tak terawat

Sayangnya, beberapa hal menarik yang terdapat di kampoeng organik tersebut tidak disertai dengan pengelolaan yang baik. Dari kondisi toilet dan tempat ibadah yang tak terawat, wahana permainan yang tak terawat, serta wahana air yang tak lagi digunakan. 

Hanya beberapa jenis buah yang dapat diambil langsung oleh pengunjung. Alasannya, menurut salah satu karyawan yang bekerja di lokasi ini, hasil pertanian yang ada di kampoeng organik dijual pada pihak luar. 

Kawasan wisata milik perusahaan yang berbatasan dengan bandar udara ini, saat didatangi juga tidak menyediakan aneka makanan, sehingga pengunjung harus membeli diluar atau bahkan membawa sendiri dari rumah. Padahal, jika dikelola dengan baik, menggunakan konsep dan promosi yang tepat, lokasi wisata ini bisa mendatangkan banyak pengunjung, terutama mereka yang ingin merasakan suasana perkebunan.

Baca juga  Tim Pro-IDe FAPET UNJA Inovasikan Limbah Pasar Jadi Pangan Berkualitas untuk Peternakan Itik Petelur Mojosari

Editor : Renilda Pratiwi

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru