email : [email protected]

24.1 C
Jambi City
Sunday, November 24, 2024
- Advertisement -

Nafri Dwi Boy, Penulis Muda Jambi Yang Menginspirasi

Populer

Kota Jambi, Oerban.com – Selamat weekend  sahabat, kali ini kita akan membedah  seorang anak muda Jambi yang menginspirasi melalui pengalaman dan keberhasilannya di dunia sastra dan kepenulisan. Nafri  Dwi Boy namanya, lahir di Desa Mekar Jaya kabupaten Batanghari, 20 November 1998. Di usianya yang masih terbilang muda, Nafri  telah menulis 5  buku loh sahabat, kan main bukan. Tak  hanya sampai disana, pria berwajah bundar ini  juga telah banyak memenangkan perlombaan. Salah satunya pernah menjadi pemenang duta baca UNJA Award 2019.

/1/Permulaan

Nafri mulai merambah dunia sastra, khususnya puisi saat SMP melalui  pamannya, Chori  Marbawi. Padahal sebelumya ia seorang atlet tenis meja, kok bisa? Waktu itu Nafri tak sengaja menonton senior-seniornya, tanpa sengaja pamannya melihat (bisa jadi iba) karena Nafri yang ingin bermain tetapi tidak bisa. Ketika mereka sudah selesai bermain, pamannya tiba-tiba datang dan memberikan seperangkat peralatan tenis meja. Mulai dari situlah ia mulai berlatih hingga akhirnya berhasil menjuarai Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat gugus, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, hingga menjadi perwakilan Jambi di tingkat nasional, waw keren ya sahabat.

“Jadi, awalnya aku tu atlet tenis meja Jambi” Kata Nafri

Ketika bersekolah  di  SMA Titian Teras, ia berhasil  mewakili Jambi  dalam  lomba  FSL2N  dan  memantapkan diri berkuliah di jurusan pendidikan bahasa dan sastra FKIP UNJA serta tentu saja berhasil menjuarai sejumlah tangkai lomba Peksimida (baca puisi dan cipta lakon). Menurut Nafri dengan tulisan ia bisa mengungkapkan semua amarah, isi hati, maupun curhatan-curhatan yang terpendam dalam diri, itulah motivasi awal ia menulis mulai dari SMA. Tapi saat ini, ia mulai menulis selain untuk dirinya sendiri, juga untuk masyarakat. Menurutnya, menulis juga  merupakan bentuk pengabdiannya kepada masyarakat.

Baca juga  FESTIVAL NEGERI ASAP

Selain menulis sejumlah buku (puisi dan prosa), Nafri juga dikenal pandai dalam membaca puisi hingga membuat pendengarnya bergidik. Saat  ditanya tips membaca puisi ala  Nafri,  ia menjawab membaca puisi itu hampir sama tekniknya dengan bermain teater. Harus berlatih cara narik napas, artikulasi, vokal, ekspresi, dan cara memahami puisi. 

“Membaca puisi tidak harus marah-marah, tapi disesuaikan dengan isi puisinya. Misalkan puisinya bercerita tentang Tuhan, kok harus marah-marah kepada Tuhan? Hehe.” Kalo dipikir-pikir iya juga ya sahabat, jadi kita musti meninggalkan gaya pembacaan lama yang Na..na.. na..na….na.. na .. na..na….hihi, terpenting memahami isi puisi dan teknik-teknik vokalnya ya sahabat.

/2/Tentang karya

Kelima karya Nafri yang telah terbit diantaranya berjudul, Sudikah Dirimu Setia Menantiku, Nina Bobo, Dung Tak, T-Rex, dan Badut. Sedangkan yang masih proses ada 6, Tapa Malenggang Seri 1,2,3 dan 4, Kitab Dosa, dan Dadung

Tips menulis ala Nafri tidak ribet, sahabat. Kalau ada ide untuk tulisan, dicatat dan simpan baik-baik. Kalau ada persoalan hidup yang perlu diangkat jadi tulisan, simpan juga baik-baik. Tulislah sesuatu yang dekat dengan diri kita, baik itu persoalan pribadi maupun orang lain. Riset juga penting, kata Nafri tulisan tanpa riset akan terasa hambar.

Dalam penghargaan di bidang sastra, Nafri termasuk salah satu delegasi Jambi dalam Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia (Munsi) lll yang diadakan di Jakarta tahun 2020 lalu. Ketika ditanya soal masa depan sastra di Jambi, jawaban bung Nafri bisa membuat kita manggut-manggut, sahabat.

“Sastra di Jambi sedang dalam perkembangan, saat ini yang diperlukan adalah konsistensi dalam berkarya. Apalagi jika iklim ‘iri’ dalam artian gatal melihat teman melahirkan karya sehingga membuat kita juga terpacu untuk berkarya. Modal utama adalah jangan pernah puas dengan karya yang sudah kita lahirkan, sehingga terus bernafsu melahirkan karya baru.” Oke juga nih sahabat, harus membuat karya ya hi hi.

Baca juga  Samping Warung Klontong

Tidak banyak yang tahu, ternyata Nafri juga memiliki waktu khusus dalam menulis. Kepada oerban dia mengaku waktu mustajabnya menulis ialah pada malam hari, karena ia merasa tenang menulis di waktu itu. Hal ini tak lain dan tak bukan juga untuk mewujudkan cita-cita Nafri untuk bisa membuat tulisan yang dinikmati oleh orang banyak. Ia juga berkeinginan untuk menjadi pelopor bangkitnya gairah sastra di Jambi, wah semoga terwujud ya.

Selain bergelut di dunia sastra, Nafri saat ini juga sedang menggeluti aktivitasnya sebagai pandu budaya. Saat iseng bertanya mengenai pandu budaya dan bisakah tim oerban yang melanjutkan projectnya, Nafri hanya tertawa. Ia menjelaskan bahwa pandu budaya merupakan admin kebudayaan yang berada dibawah naungan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek, bertugas memperkenalkan kebudayaan kepada masyarakat melalui media sosial. 

Menarik ya sahabat, pria yang baru saja dinyatakan lulus di program magister bahasa dan sastra UNY ini dalam penerawangan tim oerban akan menjadi tokoh sastranya Jambi, mari doakan bersama, aamiin.

Editor : Renilda Pratiwi

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru