Jambi, Oerban.com – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) memberikan kesempatan kepada generasi muda khususnya petani muda untuk belajar tentang tata kelola pertanian yang maju, mandiri dan modern diluar negeri. Salah satu negara yang menjadi tempat untuk belajar adalah Jepang.
Pada tahun 2021 ini Kementan mengadakan ajang seleksi mengikuti program Specified Skilled Workers (SSW) untuk bekerja dan belajar di Jepang. Kegiatan ini diselenggarakan oleh masing-masing UPT Pusat Pelatihan dibawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan penyiapan tenaga kerja harus dilakukan, termasuk petani yang siap bersaing secara global. “Kita (Indonesia) membutuhkan petani milenial yang siap bersaing secara global. Untuk itu, kemampuan tenaga tani harus disiapkan, salah satunya melalui program magang,” ujar Mentan Syahrul.
Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Jambi selaku salah satu UPT Pusat juga turut serta mensukseskan program SSW dengan kegiatan magang pemuda tani pada 30 Maret hingga 12 Juni lalu.
Seharusnya para peserta kegiatan magang pemuda tani ini telah diberangkatkan ke Jepang pada tahun ini. Namun, adanya kebijakan pembatasan masuknya WNA di Jepang termasuk asal Indonesia menyebabkan pemberangkatan peserta magang Jepang tertunda.
Di akhir tahun 2021 ini Bapeltan Jambi melakukan monitoring pada purnawidya kegiatan magang pemuda tani, salah satunya di Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi. Hidayat, sub koordinator penyelenggaraan pelatihan yang turun langsung ke lokasi purnawidya terus memberikan semangat untuk tetap mengasah keterampilan dan mempersiapkan kemampuan bahasa Jepangnya.
Suci Monica Abadi, purnawidya asal Kabupaten Batanghari tetap optimis dapat berangkat ke Jepang dan semangat untuk lulus tes bahasa Jepang yang belum diperoleh sertifikatnya. Seperti diketahui untu dapat berangkat, semua peserta program SSW harus memiliki sertifikat JFT dan ASAT. Saat ini Suci baru memperoleh sertifikat ASAT saja.
Sembari mempersiapkan diri ke Jepang. Suci ikut mengajar anak SMK pertanian untuk melakukan budidaya pertanian dan berusaha tani. Hasil pembelajaran saat magang di Balai sangat bermanfaat, ujar Suci. Kedua orang tua Suci yang mendampingi pun sangat senang anaknya diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan di Bapeltan. (DNA)
Penulis: Dyah Nastiti Anindita