Kota Jambi, Oerban.com – Buah kiwi atau nama latinnya Actinidia deliciosa disebut juga Chinese Gooseberry yang merupakan sejenis beri dari China. Buah ini berbentuk bulat lonjong, bewarna cokelat dan memiliki bulu-bulu halus pada kulit buahnya.
Buah kiwi memiliki kandungan yang kompleks dan baik untuk tubuh. Kandungan tersebut berupa kadar antioksidan dan nilai gizi yang tinggi, kaya akan vitamin C, serat, kalsium, zat besi, fosfor dan kalium. Buah kiwi juga memiliki aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik yang lebih tinggi dari stroberi, jambu batu, pepaya dan belimbing yang dapat mengobati luka hingga luka bakar derajat dua (Brunner dan Suddarth, 2010).
Antioksidan dapat menetralisir radikal bebas yang dapat merusak sel. Antioksidan pada buah kiwi antara lain vitamin C, klorofil a dan b, β karoten, dan beberapa senyawa fenolik. Beberapa efek klinis dari kandungan buah kiwi seperti asam askorbat (sebagai scavenger), agen antibakterial, dan actinidin (enzim pengurai protein) telah dilaporkan dalam berbagai literatur. Buah kiwi mengandung antibacterial, agen scavenger dan enzim proteolitik, yang mungkin meningkatkan penyembuhan luka dan penggunaan senyawa alami yang mengurangi munculnya efek samping dibandingkan menggunakan substansi kimia (Moenadjat dan Yefta, 2010; Mohajeri, Masoudpour dan Heidarpour, 2010).
Selain itu, buah kiwi merupakan sumber flavonoid yang baik. Satu buah kiwi sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin C orang dewasa dalam satu hari. Sahabat, kandungan vitamin C pada buah kiwi mencapai 17 kali lebih banyak dibanding buah apel dan dua kali lebih banyak dari buah jeruk dan lemon. Kandungan vitamin E pada buah kiwi juga dua kali lebih banyak dibanding buah alpukat. Kapasitas antioksidan buah kiwi terhadap senyawa-senyawa radikal bebas menempati posisi ketiga tertinggi setelah jeruk orange dan anggur merah.
Buah kiwi berasal dari China namun diperkenalkan ke Selandia Baru pada tahun 1906 dan jenisnya mulai dikembangkan hingga akhirnya Selandia Baru terkenal sebagai negara penghasil kiwi. Terdapat sekitar 10 jenis kiwi yang ditanam hampir di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat, Prancis, Italia, Spanyol, Israel, Chili, Australia, Afrika Selatan dan Rusia.
Buah kiwi memiliki keuntungan yang menjanjikan baik bagi ilmu medis pengobatan dan juga dalam hal finansial bagi petani buah di Indonesia. Namun buah kiwi bukan buah nasional Indonesia dan masyarakat Indonesia belum begitu mengenalnya, pasokan terbesar berasal dari impor, dan harga dari buah kiwi sendiri terbilang cukup tinggi dibandingkan buah sejenisnya.
Untuk membudidayakan kiwi, bisa dimulai dengan mempersiapkan lahan dan pembenihan, perawatan pohon kiwi hingga proses panen. Kiwi dapat tumbuh dengan baik di kawasan dataran tinggi yang beriklim basah. Idealnya, tinggi lahan harus berada di antara 800-3000 mdpl dengan suhu harian 12-24 derajat celcius. Suhu paling tinggi yang bisa diterimanya kurang lebih 26 derajat celcius. Jika lebih dari itu, maka proses fotosintesis tanaman bisa terganggu. kiwi dapat berkembang dengan baik di tanah dengan pH 5,5-6,5.
Editor : Renilda Pratiwi Yolandini