Kota Jambi, Oerban.com – Leci atau nama latinnya Litchi chinensis, Sonn. merupakan salah satu buah yang berkerabat dekat dengan lengkeng dan rambutan. Di Indonesia sendiri, konsumsi leci sebagai buah segar masih belum dikenal dibanding lengkeng dan rambutan.
Masyarakat Indonesia lebih mengenal leci dalam kaleng yang mudah diperoleh di supermarket daripada leci segar. Selain itu terdapat pula leci kering, namun umumnya lebih banyak ditemui dalam bentuk jus buah dan buah beku.
China merupakan produsen terbesar buah leci dilanjutkan dengan Taiwan, Thailand, dan India.
Pohon leci dapat mencapai tinggi 30 m dengan daun hijau majemuk sepanjang tahun. Daging buah ini berbentuk bulat atau hati berwarna putih dengan kulit luar tipis berisi tonjolan-tonjolan kecil. Warna kulit buah leci bervariasi dari merah hingga merah muda.
Penyebaran leci di Indonesia dimulai di Bali dan Jawa Timur. Ia tergolong dalam buah subtropika dan tumbuh dengan baik pada iklim subtropika dengan curah hujan merata. Ia dapat tumbuh hingga ketinggian 800 m dpl dengan tanah yang kaya unsur hara dengan pH 5-7. Suhu yang diperlukan untuk tumbuh berkisar 30-32°C tetapi diperlukan suhu rendah untuk merangsang pembungaan. Hujan terus-menerus juga tidak diinginkan saat leci berbunga karena akan menghambat penyerbukan bunga. Umumnya leci diperbanyak dengan cara dicangkok. Jika ingin menanam dengan biji maka membutuhkan waktu 7-10 tahun hingga berbunga. Umur panen buah leci yaitu antara 80-112 hari setelah bunga mekar.
Leci memiliki kandungan karbohidrat, vitamin C, kalium, mineral kalsium, besi, magnesium, fosfor, natrium dan serat buah. Buah leci dapat dikonsumsi sebagai buah segar atau buah olahan.
Bijinya dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk sakit perut. Riset farmakologi menyebutkan biji leci mengandung khasiat untuk melawan tumor, diabetes, kolesterol, virus dan juga berkhasiat sebagai antioksidan.