email : [email protected]

29.1 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Attachment Style, Output dari Pola Asuh yang Berefek Hingga Dewasa

Populer

Oleh : Ghina Syauqilah

Sarjana Psikologi Universitas Jambi

Sahabat, sepanjang rentang kehidupan, kita pasti  di didik dan dibesarkan dengan pola asuh orang tua kita. Pola asuh beragam. Ada orang tua yang mengasuh anaknya secara demokratis, otoriter, dan permisif. Kalau Sahabat sendiri, pola asuh apa yang diterapkan orang tua Sahabat?

Ternyata, tiga jenis pola asuh ini dapat memengaruhi attachment style antara kita dan orang tua, dari sejak kita kecil hingga dewasa.

Apakah attachment style itu?
Attachment didefinisikan sebagai ikatan emosional yang intens dan bertahan lama antara dua orang. Termasuklah ikatan emosional antara orang tua dan anak, di mana ikatan ini tumbuh dan terjalin dari hubungan antara anak, sejak dirinya bayi, dengan orang tua atau pengasuhnya.

Menurut John Bowlby, seorang psikolog yang mencetuskan teori keterikatan alias teori attachment, kualitas attachment seseorang memiliki andil dalam menentukan bagaimana keterikatan dan hubungan seseorang dengan orang lainnya ketika dewasa.

Gaya keterikatan alias attachment style ini terdiri dari tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
Secure Attachment
Secure attachment atau keterikatan yang aman dan nyaman dapat dicapai apabila orang tua, sejak anak bayi, konsisten memberikan pengasuhan demokratis, seperti misalnya orang tua senantiasa bersikap responsif terhadap kebutuhan bayi secara cekatan, menenangkan bayi dan memberikan kebutuhannya saat menangis, suportif dan demokratif terhadap anak. Dengan adanya pengasuhan yang seperti ini, anak akan merasa aman dan nyaman.
Dengan demikian, saat dewasa, seseorang dengan secure attachment dapat:

Memiliki kepercayaan diri yang kuat
Mampu membangun kepercayaan dengan orang lain
Mengomunikasikan perasaan dan pikirannya secara asertif dengan orang lain.

Anxious Attachment
Anxious attachment terjadi apabila pengasuhan orang tua tidak konsisten, seperti misalnya terkadang mampu memenuhi kebutuhan bayi secara cekatan, tapi ada pula saatnya tidak langsung memenuhi kebutuhan bayi.
Saat dewasa, seseorang dengan anxious attachment berpotensi:

Baca juga  UNDP: 1 Miliar Orang Hidup dalam Kemiskinan Akut, Mayoritas Anak-Anak

Sulit membangun kepercayaan dengan orang lain
Terus-menerus membutuhkan jaminan dan pengakuan dari orang lain bahwa ia disayangi dan dihargai
Cenderung bergantung dan merasa terikat yang berlebihan pada orang lain

Insecure Attachment / Disorganized Attachment
Insecure attachment atau disorganized attachment dapat terjadi saat orang tua mengasuh anak secara otoriter, seperti meninggalkan, mengabaikan, mengintimidasi, dan cenderung melakukan tindakan yang dapat menyakiti anak, baik secara fisik maupun psikologis, yang akhirnya membuat anak merasa takut dan tidak aman serta mengalami kecemasan yang berlebihan.
Saat dewasa, seseorang dengan insecure attachment atau disorganized attachment berpotensi:

Menjalani hubungan love-hate dengan orang lain, bahkan dapat kesulitan membedakan perasaan dan emosinya, sehingga bisa saja hubungan yang dibangun tidak dewasa dan tidak sehat
Bersikap egois, apatis, tidak berempati, dan tidak dapat membangun kepercayaan dengan orang lain
Merasa tidak pantas menerima cinta dan kasih sayang
Tidak percaya diri dengan dirinya
Merasa tidak berharga

Sahabat, attachment style yang kita miliki barangkali berpengaruh dan berdampak pada kesulitan yang saat ini kita alami.Akan tetapi, menyalahkan orang tua sebenarnya bukan tindakan yang bijak, apalagi sampai membenci mereka.

Segeralah mencari bantuan profesional apabila attachment style ini dirasa mengganggu kehidupan dan keseharian kita.

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru