email : [email protected]

25 C
Jambi City
Sunday, November 24, 2024
- Advertisement -

Serba-Serbi Active Listening (Bagian 1): Hearing dan Listening, Apa Bedanya?

Populer

Penulis: Ghina Syauqila

Sahabat, dalam kehidupan, kita pasti membutuhkan peran orang lain, termasuk dalam mendengarkan uneg-uneg dan keluh kisah kita, apalagi semakin dewasa, kita akan berhadapan dengan jenjang kehidupan yang semakin berat dan kita terkadang butuh orang lain di sisi kita untuk mendengarkan seluruh cerita dan perasaan yang terpendam di hati kita.

Karena kebutuhan untuk didengar inilah, masing-masing manusia pun memiliki keharusan untuk mendengarkan—karena sejatinya dalam hubungan yang sehat antarsesama manusia, hubungan timbal balik diperlukan. Akan menjadi hubungan yang tidak sehat apabila salah satu pihak terus bicara, namun pihak lain tidak mendengarkan. Begitupun sebaliknya, satu pihak selalu berusaha untuk mendengarkan, tapi ketika ia mencoba untuk berbicara, ia tidak didengar oleh pihak lainnya.

Proses mendengarkan yang baik dan sehat dinamakan active listening. Apakah active listening itu? Sebelum membahas definisi active listening itu sendiri, kita harus mengetahui lebih dulu pengertian ‘mendengar’ ini, Sahabat. Dalam bahasa Inggris, ‘mendengar’ memiliki dua istilah, yaitu ‘hearing’ dan ‘listening’. Artinya sih, sama-sama ‘mendengar’, namun tahu-kah Sahabat, jika keduanya memiliki makna mendalam yang berbeda?

Lantas, apakah perbedaan keduanya? Yuk, kita bahas satu persatu!

Hearing

Hearing akan lebih tepat jika dimaknai sebagai ‘mendengar’—‘mendengar’ saja. Hearing sendiri adalah proses mendengar yang memiliki karakteristik berikut:

‘Mendengar’ yang tidak disengaja

Tidak diikuti pemberian umpan balik atau respon

Tidak melibatkan proses pemahaman terhadap apa yang didengar

Contoh hearing misalnya klakson kendaraan di jalan raya, mendengar gemerisik daun saat angin berembus, mendengar suara ‘ledakan’ kaleng minuman yang diinjak, mendengar pengumuman informasi sepintas di mall atau di tempat-tempat umum yang tujuannya bukan kita. Contoh-contoh tersebut adalah contoh mendengar yang tidak disengaja, yang sehari-hari kita terima. Dalam proses hearing ini, kita hanya sekadar mendengar tanpa ada keinginan untuk merespon atau memahami apa yang kita dengar.

Baca juga  Serba-Serbi Active Listening (Bagian 4-2): Trik-trik Mendengarkan dengan Penuh Perhatian dan Fokus

Listening

Listening akan lebih tepat jika dimaknai sebagai ‘mendengarkan’. Listening adalah proses mendengarkan yang memiliki karakteristik berikut:

‘Mendengar’ yang disengaja

Diikuti pemberian umpan balik atau respon

Melibatkan proses pemahaman terhadap apa yang didengar

Contoh listening adalah mendengarkan lagu, podcast, atau radio, mendengarkan penjelasan materi dari guru atau dosen, mendengarkan diskusi saat rapat organisasi, mendengarkan curhatan atau cerita orang lain. Dalam proses listening, kita melibatkan upaya untuk meemahami apa yang didengar dan memberikan respon terhadap apa yang kita dengar.

 

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru