Oleh: Alfa Rehan (HMKS)
Padang, Oerban.com – Fabriec Blok, Sumatra Barat, menjadi saksi kemeriahan acara KFF (Kayo Folk Festival) yang telah memperlihatkan kekayaan budaya yang melimpah dari daerah Kerinci dan Sungai Penuh, serta semangat bersatu dalam merayakan kearifan lokal. Acara yang digelar di Fabriec Blok, Sumatra Barat, berhasil menarik perhatian ribuan penonton dari berbagai daerah, bukan hanya dari Kerinci dan Sungai Penuh saja tetapi juga termasuk Padang dan sekitarnya.
Kehadiran sejumlah pejabat daerah, termasuk Gubernur Jambi, Gubernur Sumatra Barat, PJ Bupati, Pimpinan DPRD kabupaten kerinci, dan Wakil Walikota Sungai Penuh, semakin mengukuhkan pentingnya acara ini sebagai salah satu perayaan budaya kerinci terbesar di Sumatera Barat, Sabtu (25/5/2024).
Di tengah gemuruh penonton, para pejabat daerah memberikan sambutan yang memuji kekayaan budaya dan nilai-nilai leluhur yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Kerinci dan Sungai Penuh. Selain menyoroti aspek budaya, sambutan-sambutan tersebut juga mengangkat isu pendidikan, terutama terkait banyaknya mahasiswa asal Kerinci yang melanjutkan pendidikan di Sumatra Barat. Hal ini juga diharapkan mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah setempat menjadi dorongan bagi para mahasiswa untuk terus berprestasi dan menjaga identitas budaya mereka.
Tema “Ranoh Kincai di Perantauan” menjadi sorotan utama dalam KFF (Kayo Folk Festival), memperlihatkan betapa kuatnya akar budaya yang masih terjaga di tengah-tengah perantauan. Pertunjukan tari persembahan, kreasi, dan asik, serta Pameran Etnografi Kerinci yang didukung oleh Universitas Leiden dari Belanda juga menjadi daya tarik tersendiri, menampilkan berbagai artefak dan warisan budaya yang mempesona, mengajak penonton untuk lebih mengenal dan menghargai nilai-nilai leluhur yang ada.
Selain itu, acara ini juga menampilkan bazar untuk peningkatan UMKM, memberikan kesempatan bagi pelaku usaha kecil dan menengah untuk mempromosikan produk mereka. Interaksi budaya Kerinci yang dihadirkan dalam festival ini menunjukkan betapa beragam dan kayanya tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Kerinci.
Puncak acara, yaitu Ntaik Awo atau yang lebih dikenal dengan Rentak Kudo bersama yang berasal dari Hamparan Rawang ini menjadi momen yang paling dinantikan oleh masyarakat Kerinci yang ada di perantauan. Dengan irama yang menggema, Rentak Kudo berhasil menyatukan penonton dalam getaran yang energik dan penuh semangat. Penampilan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menunjukkan betapa kaya dan beragamnya tradisi musik dari Kerinci.
KFF (Kayo Folk Festival) 2024 tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukasi budaya bagi generasi muda. Melalui festival ini, diharapkan nilai-nilai budaya dan tradisi Kerinci dapat terus dikenal dan dihargai oleh masyarakat luas, terutama generasi muda yang akan meneruskan warisan budaya ini di masa depan. Bukan hanya itu pihak Fabriec Blok juga mengakui bahwa ini adalah pertama kalinya gedung ini menampung 5000 pengunjung sejak berdirinya Fabriec Blok ini, tentunya ini menjadi motivasi dan apresiasi HMKS untuk kedepannya.
“Azis Muhammad Isral” selaku Ketua Pelaksana mengucapkan terima kasih kepada seluruh kepanitiaan, pengurus HMKS-SUMBAR dan senior-senior yang telah meluangkan Waktu tenaga dan pikiran demi suksesnya pelaksanaan kegiatan KFF 2024 ini. Selajutnya juga ucapan terima kasih kepada IMK/IMD yang sudah ikut bekerja sama, berkolaborasi, memberikan yang terbaik atas terlaksananya kegiatan KFF 2024.
Ketua Umum HMKS Sumbar, Hudmi menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam suksesnya acara ini. Harapan ke depannya, HMKS Sumbar berharap terus mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah dan setempat untuk menggelar acara serupa yang memperkuat tali persaudaraan antar daerah dan melestarikan warisan budaya bangsa.
Melalui kerja sama yang solid antara HMKS Sumbar, IMK, IMD, pemerintah daerah, dan masyarakat, diharapkan acara KFF Kayo Folk Festival dapat menjadi agenda tahunan yang selalu dinantikan oleh pecinta budaya kerinci yang berada di ranoh perantauan. Dengan demikian, kekayaan budaya Ranoh Kincai akan terus berkembang dan dihargai oleh generasi muda sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas mereka.(*)