Kota Jambi, Oerban.com – Liga Komunitas Panahan Tradisional Jambi (KOPATRI) kembali bergulir dengan menggelar seri keempat kompetisi di Markas Muslim Archer Club (MAC) yang berlokasi di Pulau Kembang, Jambi.
Acara ini diprakarsai oleh Kauangkauan Pemanah Tradisional dengan Muslim Archer Club sebagai tuan rumah.
Kevin Fajar Dinihari, Ketua MAC sekaligus tuan rumah acara, menjelaskan bahwa Liga KOPATRI adalah upaya bersama untuk mengembangkan komunitas panahan tradisional Jambi yang saat ini masih terus tumbuh.
“Melalui liga ini, kami berupaya memotivasi para pemanah untuk terus bersemangat meningkatkan keterampilan memanah mereka. Selain itu, kami ingin menumbuhkan kreativitas dan memperkuat teknik-teknik panahan,” ujar Kevin.
Liga KOPATRI, yang dijadwalkan terdiri dari lima seri, telah menjadi ajang rutin yang dinantikan. Seri kelima sekaligus penutup akan digelar bulan depan.
Lima klub inti panahan tradisional Jambi yang aktif mendukung kompetisi ini adalah Muslim Archer Club, Al-Mubarok Archery, Fix Archery, Polar Archery, dan Langit Piru Archery. Belakangan, jumlah peserta semakin bertambah dengan hadirnya klub-klub baru, menunjukkan minat yang terus tumbuh dalam olahraga ini.
Tidak hanya didukung oleh antusiasme para peserta, acara ini juga mendapat sokongan dari brand-brand lokal. Sponsorship ini menjadi stimulus tambahan bagi para pemanah untuk memacu diri dan meningkatkan teknik mereka demi hasil terbaik.
Liga KOPATRI tidak hanya menjadi kompetisi olahraga, tetapi juga menjadi sarana mempererat hubungan antar-pemanah di Kota Jambi. Salah satu peserta Ferdi Kurniawan menyampaikan kesannya, “Masya Allah, acaranya menarik, keren, dan bisa membuat banyak silaturahim antar pemanah se-Kota Jambi. Berkah selalu untuk KOPATRI!”
Dengan semangat kebersamaan dan persatuan, Liga KOPATRI terus berupaya memperkuat posisi Jambi sebagai salah satu wilayah penggerak panahan tradisional di Indonesia. Ajang ini menjadi bukti bahwa olahraga tradisional dapat berkembang pesat dengan dukungan komunitas dan rasa persaudaraan yang kuat.
Editor: Ainun Afifah