email : [email protected]

25 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

HIDUP HANYA SEKALI, SALAH LANGKAH NERAKA MENANTI

Populer

Jambi, oerban.com – Seringkali kita mendengar kalimat , bahwa “Hidup hanya sekali, maka lakukanlah apa yang membuatmu senang hati.” Hingga kalimat tersebut sudah menjadi prinsip kehidupan yang telah menjamur dalam masyarakat, terkhususnya generasi muda.

Fenomena yang saat ini tengah menjadi penyakit generasi muda adalah “Gaya hidup foya-foya”. Mereka menghamburkan uang untuk mencari kesenangan hati. Namun jika mereka menyadari, sejatinya kesenangan hati itu takkan pernah didapat dengan dibeli melainkan dicari dengan ridho sang ilahi.
Gaya hidup foya-foya ini memberi dampak negatif , serta dapat merusak kondisi keuangan kita. Beberapa dampaknya yaitu : hidup menjadi sia-sia, menganggap uang diatas segalanya, dan bahkan kondisi keuangan menjadi kacau.

Tak jarang pula generasi muda ini menghamburkan uang untuk pergi ketempat-tempat yang kurang baik untuk didatangi, seperti klub malam. Dalam ruangan berkelap kelip tersebut memicu terjadinya hal-hal menyimpang. Contohnya minum minuman keras bahkan juga narkoba. Tentu hal ini mengundang dosa dan mendekatkan kita pada neraka.

Tulisan ini berangkat dari fenomena Hidup foya-foya yang telah menjamur di kalangan masyarakat khusunya generasi muda/milenial, tentu hal ini bertentangan dengan kaidah kaidah islam, Indvidu harusnya mampu mengetahui bahwa islam memberi batasan-batasan dalam menggunakan harta secara bijak.

Sebelum kita membahas Fenomena hidup foya-foya secara keseluruhan, maka berikut penjelasannya.

GAYA HIDUP FOYA-FOYA
Merupakan kebiasaan individu dalam menghambur-hamburkan uang untuk membeli hal hal yang tidak dibutuhkan. Gaya hidup foya-foya ini identik dengan hidup “Boros”. Tentu ini melanggar aturan islam tentang larangan hidup boros, seperti dalam firman Allah SWT. (QS. Al-Furqon : 67)

Dengan kehidupan foya-foya tentu akan membuang harta (Uang) dengan cuma-cuma. Sedangkan dalam islam jika kita mempunyai harta yang lebih maka sebaiknya dimanfaatkan untuk kepentingan agama.

Baca juga  Berpijak pada Realitas: Membahas Masa Depan Tanjab Barat antara Lanjutkan atau Ganti Kepemimpinan?

Menurut Amir Machmud (2017:79), menyatakan bahwa kebaikan-kebaikan yang bisa didapatkan oleh manusia dari harta antara lain:
Harta dimanfaatkan untuk memenuhi kepentingan pribadi, seperi haji dan umrah.
Harta dimanfaatkan untuk mempertahankan kehormatan diri, seperti membangun rumah, membeli kendaraan dan memberi hadiah.
Harta dimanfaatkan untuk membantu orang lain, seperti menggaji karyawan.
Harta dimanfaatkan sebagai bekal dan penyempurnaan ibadah, seperti zakat, sedekah, wakaf, jihad, berkurban dan membangun masjid.

Namun harta pun dapat membawa hal negatif yaitu kemaksiatan dan kecurangan. Menurut Amir Machmud (2017:82) menyatakan bahwa ada beberapa cara dalam pemanfaatan harta yang sesuai dengan islam, antara lain:
Menentukan prioritas sesuai kemanfaatan harta.

Mendahulukan sifat halal dan tayyib.
Menghindari tabdair dan israf.
Memperhatikan kepentingan social.
Mengalokasikan harta untuk masa depan.

CONTOH KASUS
Mey dan Tantri merupakan anak dari seorang pengusaha Kaya Raya. Mereka hobi membeli barang mewah yang sebenarnya tidak terlalu bermanfaat dan sering berlibur ke luar negeri. Dengan gaya hidup yang foya-foya, merekapun menjadi sombong dan enggan bersedekah. Hingga suatu hari, terjadi kerugian yang besar dalam perusahaan ayah mereka, kerugian tersebut dikarenakan lemahnya internal kontrol dari perusahaan sehingga memudahkan terjadinya kecurangan.

Dengan demikian, sekarang keadaan keluarga Mey dan Tantri menjadi sederhana. Akan tetapi karena prinsip hidup yang mewah, kedua anak ini bekerja sama untuk mencuri. Namun usaha mereka gagal dan kini mereka terpaksa meringkuk di penjara.

Dari contoh kasus diatas, islam mengajarkan kita untuk dapat memanfaatkan harta dengan sebaik-baiknya, karena harta kelak akan dipertangging jawabkan dikehidupan akhirat. Jika harta dapat digunakan sesuai perintah Allah SWT., maka sukses lah kamu untuk kehidupan akhirat. Namun jika sebaliknya, maka neraka semakin tertawa menanti kedatanganmu.

Baca juga  Inovasi Mahasiswa UNJA: Khunca Mask, Masker Alami dari Bonggol Nanas dan Biji Pinang

Penulis : Cristyn Yohana Sianipar, Melda Junita, Nadya Tifany Ananda, Natalia Fitria Revini Pranata, Sari Puspita Dewi. (Mahasiswa prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi)

Editor: Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru