email : [email protected]

23.8 C
Jambi City
Jumat, April 19, 2024
- Advertisement -

Bahaya Pola Tidur Tidak Teratur dan Kaitannya dengan Kesehatan Jantung

Populer

Kota Jambi, Oerban.com – Sahabat, tidur merupakan salah satu indikator tubuh untuk dapat  sehat. Saat tidur, tubuh kita tetap bekerja dan memastikan kita bangun dengan kondisi yang bugar. bukan hanya kurang tidur, pola tidur yang tidak teratur juga dapat mengganggu kesehatan terutama yang berkaitan dengan jantung.

Pusat pengendalian penyakit Amerika (CDC) melaporkan bahwa orang dewasa membutuhkan setidaknya 7 jam tidur setiap malam untuk menjaga kesehatan jantung. Banyak manfaat kesehatan lainnya jika kita cukup tidur, seperti mencegah diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan depresi.

Sedangkan pola tidur tidak teratur dapat didefinisikan ketika  waktu tidur atau jadwal bangun yang tidak teratur.

Meskipun kita telah mendengar manfaat tidur malam yang baik berkali-kali, penelitian baru menunjukkan bahwa pola tidur yang teratur – bukan hanya durasi tidur – sebenarnya dapat membantu menurunkan risiko serangan jantung.

Dikutip dari laman menshealth.com, orang dewasa dengan pola tidur tidak teratur memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular (CVD). 

Studi yang dilakukan oleh National Heart, Lung, and Blood Institute, menemukan bahwa pola tidur yang tidak teratur pada orang dewasa yang lebih tua dapat menjadi faktor risiko independen untuk CVD.

Selama 5 tahun, peneliti pada 1.992 pria dan wanita, usia 45-84, yang tidak memiliki CVD pada awal penelitian. Orang dewasa ini tinggal di seluruh Amerika Serikat dan dari berbagai etnis.

Untuk mengukur ketidakteraturan tidur mereka, pasien memakai perangkat actigraph di pergelangan tangan mereka, yang melacak aktivitas tidur dan bangun mereka selama 7 hari berturut-turut.

Periode tindak lanjut 5 tahun berlanjut, yang menunjukkan 111 peserta mengembangkan CVD. Ini termasuk serangan jantung, stroke, dan bahkan kematian akibat masalah terkait CVD.

Baca juga  Tips Mengurangi Kadar kolesterol Tinggi

Tidur dan peradangan

Kebiasaan tidur yang buruk berkontribusi pada masalah terkait kesehatan lainnya, seperti perubahan gula darah dan peradangan.

Direkomendasikan bahwa rata-rata orang dewasa mendapatkan setidaknya 7 jam tidur per malam, menurut  Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Penelitian sebelumnya juga mengaitkan kurang tidur dengan peningkatan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Misalnya, Sleep Foundation melaporkan bahwa orang (dari segala usia, berat badan, dan gaya hidup) yang tidak cukup tidur memiliki risiko lebih tinggi untuk penyakit kardiovaskular dan penyakit jantung koroner.

CDC melaporkan bahwa kebanyakan orang dewasa membutuhkan setidaknya 7 jam tidur setiap malam untuk menjaga kesehatan jantung, dan membantu mencegah diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan depresi.

Namun yang berbeda dari penelitian ini adalah para peneliti menyesuaikan pola tidur yang tidak teratur, bukan hanya durasi tidur, dan menemukan bahwa variabilitas juga merupakan faktor penting dalam kesehatan jantung.

“Para peneliti menemukan bahwa peserta dengan durasi atau waktu tidur paling tidak teratur memiliki risiko lebih dari dua kali lipat mengembangkan kejadian CVD selama periode tindak lanjut dibandingkan dengan mereka yang memiliki pola tidur paling teratur,” menurut laporan penelitian. Para peneliti menduga banyak faktor, seperti perubahan metabolisme yang terkait dengan obesitas, diabetes, dan kolesterol tinggi.

“Apa pun yang memengaruhi ritme siklus tubuh, atau siklus tidur, dapat berkontribusi pada peradangan. Dalam tidur yang tidak teratur menyebabkan lebih banyak peradangan dan pembangunan arteri kita, yang dapat mengganggu plak kolesterol di arteri kita dan menyebabkan serangan jantung” kata Dr. Guy L. Mintz , direktur kesehatan kardiovaskular dan lipidologi di Sandra Atlas Bass Heart Northwell Health Rumah Sakit di New York.

Baca juga  7 Faktor yang Melatarbelakangi Bullying, Ditinjau dari Psikologi Pendidikan (Bagian 2)

“Saat pasien mengalami masalah tidur, terjadi penurunan hormon yang disebut leptin. Hormon ini memberi tahu kita bahwa kita sudah kenyang dan tidak makan lagi,” katanya. “Ketika kadar leptin rendah, kita makan lebih banyak dan berolahraga lebih sedikit, menyebabkan penambahan berat badan, obesitas, dan akhirnya resistensi insulin, yang merupakan keadaan peradangan. Ini membentuk lingkaran setan dan meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular.”

Editor : Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru