Kedua. Rusuh papu dengan ruu.
Perlu kita ketahui bahwa di papua sana sedang perang besar-besaran dan banyak memakan korban jiwa, para wartawan (jurnalis) yang masuk ke papua harus lapor dulu ke aparat atau harus diketahui oleh pemerintah jika tidak mereka bisa saja menjadi korban disana, ketika sudah melapor mereka juga gak bisa ngapa-ngapain disana karena hubungan komunikasi terputus dan mereka ditahan oleh aparat ya terpaksa deh harus pulang ke daerah masing-masing, para jurnalis papua pun sama nadib nya dengan jurnalis lain tidak bisa menyebar kan informasi apapun dan tidak bisa keluar dari papua maka dari itu sampai saat ini tidak ada isu Papua berdarah.
Kembali lagi penulis katakan jika kita terlena dengan satu isu maka isu yang satu akan berjalan dengan lancar, bagus jika Papua bisa tenang (tidak rusuh lagi) jikalau papua tetap memberontak dan Ngotot untuk referendum pada akhirnya mereka memenangkan peperangan tersebut dan pemerintah mengeluarkan statement menetapkan bahwa papua pisah dari nkri (merdeka) dan resmi menjadi negara, kita tidak bisa berbuat apa-apa jika pemerintah sudah menetapkan seperti itu karena kita terfokus dengan isu ruu ini, tanpa kita tau informasi ternyata sudah merdeka saja, ya sudah pasti Amerika akan untung besar karena ladang mereka akan meluas di sana, ya semoga dengan tertutup nya informasi papua masih tetap bersama Indonesia.
Saran penulis jangan terlena dengan satu isu yang dimainkan perlu juga kita perhatikan kenapa isu ini bisa meledak seperti ini ada apa dibalik ini semua, mari bersama-sama kita menganalisa yang terjadi di negara Indonesia ini karena kita sedang dipermainkan oleh penguasa yang hanya memikirkan diri dan kelompok mereka sendiri tanpa menyadari mereka juga akan kena imbas nya.
Untuk pemimpin ingat lah tidak selamanya anda berkuasa setelah masa nya habis anda akan menjadi rakyat biasa dan anda akan menerima kebijakan dan keputusan yang telah anda laksanakan.
Tetap lah jaga mereka putih, mari kembali ke Pancasila.
