email : oerban.com@gmail.com

25 C
Jambi City
Monday, November 10, 2025
- Advertisement -

Al-Qur’an, Jalan Membersihkan Hati di Tengah Kesibukan

Populer

Oleh : Ihwang Syaputra*

Oerban.com – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, kesibukan seakan menjadi identitas setiap orang. Mulai dari pekerja kantoran, mahasiswa, hingga ibu rumah tangga, semua larut dalam rutinitas tanpa henti.

Ironisnya, meski aktivitas begitu padat, tak sedikit yang mengaku justru merasa kosong dan kehilangan arah. Fenomena inilah yang membuat semakin banyak orang kembali mencari ketenangan melalui agama, salah satunya dengan mendekat kepada Al-Qur’an.

Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) tahun 2024, misalnya, menunjukkan bahwa 62 persen anak muda muslim di perkotaan mulai aktif mengikuti kajian Al-Qur’an, baik secara langsung maupun daring. Tren ini sejalan dengan pernyataan Buya Hamka yang pernah menulis bahwa “di zaman modern, manusia justru lebih butuh tasawuf,” dalam arti menjaga dan membersihkan hati. Fenomena ini membuktikan bahwa kesibukan ternyata tidak selalu menjauhkan manusia dari Al-Qur’an, justru bisa menjadi jalan untuk semakin dekat.

Baca juga  Singapura Sebut UAS Teroris, Fadli Zon: Ini Pelecehan Terhadap WNI Khususnya Ulama

Pertemuan-pertemuan keagamaan, halaqah, maupun kajian, bukan sekadar rutinitas, melainkan sarana untuk mengingatkan kita akan hakikat diri. Betapa sering kita jatuh dalam dosa, betapa banyak kita bermaksiat, sementara kita tak pernah bisa menjamin apakah timbangan amal kebaikan kita lebih berat daripada keburukan.

Harapan kita sederhana: semoga majelis ilmu ini menjadi perantara agar Allah membebaskan kita dari siksa kubur, menjaga kita di alam akhirat, dan meneguhkan kita di jalan-Nya.

Salah satu jalan terpenting untuk tetap dekat dengan Allah adalah melalui Al-Qur’an. Namun, kenyataannya tidak sedikit di antara kita yang merasa kesulitan dalam membacanya. Ada huruf-huruf tertentu yang terasa berat, ada keterbatasan yang membuat bacaan tak semulus orang lain.

Tetapi bisa jadi, justru dalam kesulitan itulah Allah ingin kita tetap berada di halaman-halaman Alquran. Sebab, berapa banyak orang yang ketika merasa sudah bisa, justru berhenti belajar dan kehilangan istikamah?

Baca juga  Jika Alquran Turun di Lailatul Qadar, Kenapa Nuzulul Quran Diperingati Tanggal 17 Ramadan?

Kita patut bersyukur bila Allah masih menahan kita di jalan belajar Al-Qur’an. Karena orang yang senantiasa berinteraksi dengannya akan senantiasa terjaga. Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa Allah tidak akan mengazab hati yang di dalamnya terdapat Al-Qur’an. Artinya, kedekatan dengan Al-Qur’an bukan hanya ibadah lisan, tetapi juga penjaga hati dari kerusakan.

Sayangnya, banyak orang berilmu yang justru terjerumus dalam perilaku tercela. Ilmu tanpa kebersihan hati bisa menjadikan seseorang merasa lebih unggul, arogan, bahkan merendahkan orang lain. Hati yang mati akan membuat kebenaran di depan mata pun tak lagi tampak.

Di sinilah pentingnya pembersihan hati. Buya Hamka pernah mengkritik praktik tasawuf berlebihan yang tidak berdalil, tetapi beliau juga menegaskan bahwa manusia modern justru membutuhkan tasawuf dalam arti menjaga dan membersihkan hati. Dan sebaik-baiknya cara membersihkan hati adalah dengan berzikir, membaca, dan merenungkan Al-Qur’an.

Baca juga  Wasekjen Demokrat: Isu Agama Jangan Dipakai Untuk Menutupi Kegagalan Negara

Mungkin saat kita membaca satu atau dua halaman Al-Qur’an, belum terasa apa-apa. Tetapi cobalah teruskan. Sering kali hati yang gelisah, resah, dan gelap, mulai mendapatkan cahaya setelah ayat-ayat suci itu menembus ke dalam jiwa. Jika satu halaman belum cukup, tambah lagi dosisnya. Bukan karena Al-Qur’an yang tak menempel, tetapi mungkin karena dosa kita yang terlalu banyak.

Akhirnya, apa yang kita butuhkan di tengah kesibukan bukan sekadar manajemen waktu, melainkan manajemen hati. Dan Al-Qur’an adalah obat terbaiknya. Sebab, Allah tidak akan mengazab hati yang selalu ada Al-Qur’an di dalamnya.

Tulisan ini didasari dari penyampaian Ustad Ari Ramadanu, S.Pd dalam kajian Tahsin komunitas Tasyakur.

*Penulis merupakan alumni Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru