Jakarta, Oerban.com – Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi NasDem, Muhammad Farhan, mengatakan jika tindakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua yang menciptakan rasa takut kepada warga sipil dinilai sebagai tindakan teror.
“Tindakan kekerasan mereka (KKB Papua) ini jelas tujuannya menciptakan rasa takut di kalangan masyarakat sipil. Artinya mereka sudah melakukan tindak pidana terorisme. Maka harus ditindak berdasarkan Undang-Undang Pemberantasan Terorisme (UU No 5 Tahun 2018),” ujar Farhan, Minggu (18/4/2021).
Farhan juga mendesak agar pemerintah segera memasukkan KKB ke dalam kelompok teroris sehingga aparat khusus bisa diterjunkan untuk memberantas kelompok yang terus melakukan kekerasan dan perusakan tersebut.
“Oleh sebab itu, pemerintah harus tegas mencabut status KKB dan menggantinya menjadi kelompok terorisme yang mengancam ideologi bangsa. Sehingga perlu tindakan tegas, terukur, dan cepat. Dengan demikian bisa diturunkan Densus 88 dan Satuan Anti-Teror TNI (Koopsus),” kata Farhan.
Wakil rakyat dari dapil Jawa Barat I (Kota Bandung, Kota Cimahi) ini, menyampaikan keprihatinan atas tewasnya empat warga sipil karena ulah KKB Papua. Farhan menyayangkan peristiwa pembunuhan terhadap warga tak berdosa itu.
“Kita sebagai satu bangsa sangat prihatin mendengar kabar ini. Apalagi yang menjadi korban adalah perempuan, anak sekolah, dan tenaga pendidik,” kata dia.
Pendekatan ekonomi yang dilakukan pemerintah kepada Papua, kata Farhan, telah memberikan dampak positif. Oleh karena itu, dia meminta agar aparat menjamin keamanan warga Papua.
“Pendekatan pembangunan ekonomi di Papua oleh Presiden Jokowi secara signifikan berpengaruh positif pada perekonomian. Apalagi Papua pun dipercaya untuk jadi tuan rumah PON 2021. Artinya harus dijaga sangat aman alias harus bisa dikawal dalam hal kamtibmas,” pungkasnya.
Diketahui, dalam satu minggu terakhir KKB Papua telah menewaskan empat warga. Mereka yang tewas adalah guru, pelajar hingga tukang ojek. KKB juga merusak sekolah, rumah warga, dan membakar rumah anggota DPRD di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini
