email : [email protected]

29.6 C
Jambi City
Kamis, April 18, 2024
- Advertisement -

Bagaimana Membantu Seseorang yang Mengalami Panik Secara Tiba-tiba

Populer

Kota Jambi, Oerban.com – Seseorang dapat saja mengalami kepanikan akibat beberapa hal. Biasanya, panik yang muncul dapat berupa ketakutan berlebih, jantung berdegup kencang, gemetar, keringat dingin, sulit bernafas hingga sakit di bagian kepala dan dada.

Rasa panik tersebut bisa saja terjadi di berbagai tempat bahkan tempat umum. Kondisi ini membuat penderitanya seperti berada dalam kondisi bahaya padahal Kenyataannya tidak.

Dilansir dari healtline.com, beberapa cara berikut dapat kamu lakukan untuk membantu mengatasi seseorang yang sedang mengalami panik secara tiba-tiba.

Tetap tenang

Serangan panik biasanya tidak berlangsung lama . “Perasaan paling intens cenderung berlangsung antara 5 dan 10 menit,” jelas Sadie Bingham, seorang ahli klinis yang biasa menghadapi orang dengan kecemasan berlebih.

Penderita umumnya berpikir tidak memiliki waktu dan merasa akan segera mati. Meskipun Anda sendiri merasa sedikit takut, tetaplah tenang. Jika suara Anda terlihat membantu (dan dia tidak meminta Anda untuk diam), bicaralah dengan dia dengan suara yang tenang.

Yakinkan bahwa Anda tidak akan pergi, mengingatkan ia bahwa itu tidak akan terjadi lama, serta memberitahu bahwa mereka akan aman.

Tanyakan apa yang bisa anda lakukan untuk membantunya

Kebanyakan orang yang mengalami serangan panik atau hidup dengan jenis kecemasan lain memiliki metode untuk mengatasinya sendiri . Saat menawarkan dukungan, ingatlah bahwa orang yang Anda bant tahu yang terbaik dalam hal apa yang paling membantu.

Namun, selama serangan, mereka mungkin merasa lebih sulit untuk mengkomunikasikannya. Pertimbangkan untuk menanyakan sebelumnya bagaimana Anda dapat menawarkan bantuan jika mereka mengalami serangan di sekitar Anda.

Selama serangan terjadi, tidak apa-apa jika Anda bertanya dengan tenang apa yang dapat Anda lakukan untuk mendukung mereka. Persiapkan saja kemungkinan tanggapan singkat.

Baca juga  7 Faktor yang Melatarbelakangi Bullying, Ditinjau dari Psikologi Pendidikan (Bagian 3)

The fight-or-flight respon stres dapat mempengaruhi kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara logis, menurut Bingham. “Cobalah untuk tetap netral, dan jangan mengambil tanggapan mereka secara pribadi,” katanya.

Jika ia ingin anda pergi, mundurlah beberapa langkah dan beritahu jika ia berubah pikiran, Anda akan segera kembali, jangan tinggalkan.

Fokus pada tindakan bukan kata-kata

Suara yang menenangkan dan akrab membantu beberapa orang, tetapi cobalah untuk tidak berulang kali mengatakan hal-hal seperti “jangan khawatir” atau menanyakan apakah mereka baik-baik saja berulang kali.

Tentu saja maksud Anda baik, tetapi perkataan Anda mungkin tidak banyak bermanfaat saat itu. Mereka juga dapat membuat situasi menjadi lebih stres, karena orang tersebut mungkin sedang merasa bersalah, dan kata-kata Anda tidak berguna sama sekali.

Akan tetapi Anda bisa menanyakan apakah ia ingin pindah ruangan, mengingatkan mereka untuk tetap bernafas, serta melibatkan dia dalam percakapan ringan kecuali ia tidak ingin Anda berbicara.

Anda juga bisa membantu dengan sentuhan fisik, seperti memegang tangan mereka (jika mereka setuju dengan itu), memberi mereka objek bertekstur untuk dirasakan, mendorong mereka untuk meregangkan atau bergerak mendorong mereka untuk mengulangi frasa yang menenangkan serta berbicara perlahan dan tenang tentang tempat atau aktivitas yang sudah dikenal.

Terakhir jika memungkinkan, hubungi dokter atau tenaga kesehatan yang biasa menghadapi masalah kesehatan mental. Tetap berada disampingnya dan beri ia semangat.

Editor : Renilda Pratiwi

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru