email : [email protected]

23.7 C
Jambi City
Minggu, April 28, 2024
- Advertisement -

Bank Indonesia Naikan Suku Bunga 6%, KAMMI Jabar : Rupiah Tetap Anjlok, Ekonomi Rakyat Kecil Babak Belur, Sebaiknya Gubernur BI Mundur

Populer

Bandung, Oerban.com – Bank Indonesia secara resmi menaikan suku bunga acuan menjadi 6% dalam Rapat Dewan Gubernur yang dilakukan pada tanggal 18 & 19 Okotober, lalu memutuskan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6%. Alasan kenaikan suku bunga ini adalah untuk menjaga kurs rupiah yang melemah akibat dari adanya tekanan eksternal berupa ekonomi global yang masih mengalami perlambatan.

Selain itu, kondisi geopolitik juga memanas. Menurut gubernur BI kebijakan ini dirasa perlu untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, di tengah ketidakstabilan ekonomi global.

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Jawa Barat menyayangkan sikap Bank Indonesia untuk menaikan suku bunga menjadi 6%.

“Sebab kenaikan ini berdampak pada ekonomi rakyat kecil dari sisi konsumsi, permintaan masyarakat akan menurun, kenaikan suku bunga ini juga akan berdampak pula terhadap kenaikan harga bahan pokok di masyarakat, dampaknya sudah jelas ini akan menurunkan daya beli masyarakat yang menurun karena harga barang dan jasa cenderung naik akibat dari mahalnya biaya produksi,” kata Agung Munandar, Ketua Umum KAMMI Jawa Barat.

Alih-alih demi menjaga nilai rupiah, kenaikan suku bunga ini belum menjadi formula yang tepat untuk menjaga nilai tukar rupiah.

“Sudah hampir satu bulan sejak kenaikan suku bunga 6%, apakah rupiah tetap aman? Justru sekarang makin anjlok lebih dari 1% perhari ini saja 7 November 2023 Rp15.560,” lanjut Agung Munandar.

Kenaikan suku bunga bukan hanya berdampak pada penurunan daya beli masyarakat tetapi juga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi khususnya pelaku usaha kecil, masyakarat akan berhati-hati khususnya dalam melakukan pinjaman.

Mengingat bahwa suku bunga ini akan menjadikan pinjaman Bank menjadi lebih tinggi, kenaikan ini akan menjadikan biaya produksi perusahaan menjadi lebih tinggi, karena mereka harus membayar bunga pinjamman lebih tinggi, hal ini akan berdampak pada pula penurunan keuntungan di sektor industri kecil.

Baca juga  Terpilih Sebagai Ketua KA KAMMI Wilayah Jambi, Gafur Rahim Buka Lebar-Lebar Ruang Kolaborasi

Senada dengan itu, menurut Yusron Hidayat Ketua Bidang Kebijakan Publik KAMMI Jabar menyayangkan kenaikan suku bunga ini akan mengganggu usaha kecil yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi.

“Sangat disayangkan memang kenaikan ini kurang tepat karena pelaku usaha kecil lagi fase pertumbuhan ekonomi sedang merangkak naik, apalagi usaha kecil (UMKM) sedang merangkak bertumbuh pasca Covid-19 lalu apabila saya beli turun sangat berbahaya bagi berbahya bagi ekonomi kita ke depan,” kata Yusron Hidayat.

“Kami memandang kenaikan suku bunga ini hanya akan menguntungkan industri besar saja, dengan mengorbankan industri dan Rakyat kecil, sebab kenaikan bahan pokok pangan yang menjadi sumber kebutuhan utama mereka yang terus naik akibat dari kenaikan suku bunga sebsesar 6% secara jelas merugikan rakyat kecil. Apalagi kenaikan suku bunga dilakukan justru menjelang tahun politik, pasti jadi efek domino jangan sampai dimanfaatkan oleh sekelompok tertentu,” ujar Yusron Hidayat.

“Tuntutan kami jelas. Pertama, cabut dan batalkan kenaikan suku bunga 6%, lakukan kebijakan dengan intervensi laju pertumbuhan ekonomi kita. Jika keputusan kenaikan suku bunga ini justru berdampak buruk pada ekonomi kita, kami meminta Gubernur BI untuk mengundurkan diri karena gagal melakukan kebijakan yang membuat ekonomi terhambat,” menurut Yusron Hidayat dalam pernyataannya.

Atas dasar kondisi tersebut maka yang diakibatkan oleh kenaikan suku bunga 6% oleh Bank Indonesia yang dampaknya kepada rakyat kecil karena dianggap tidak sejalan dengan prinsip keadilan sosial bagi rakyat Indonesia Kebijakan Publik PW KAMMI Jawa Barat menyampaikan tuntutan kepada Bank Indonesia di antaranya:

  1. Bank Indonesia untuk mencabut dan
    membatalkan keputusan Bank Indonesia tentang kenaikan suku bunga 6%.
  2. Mendesak Bank Indonesia melakukan intervensi terhadap laju pertumbuhan ekonomi secara profesional dan independen.
  3. Mendesak Gubernur Bank Indonesia Mengundurkan diri jika di kemudian hari kenaikan suku bunga 6% ini berdampak pada memburuknya perekonomian nasional.
  4. Jika Pernyataan kami tidak ditanggapi, KAMMI Jawa Barat akan melakukan aksi besar-besaran di seluruh kantor perwakilan BI di Jawa Barat.
Baca juga  NAHKODA BARU AT-TAHRIR

Editor: Ainun Afifah

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru