Kota Jambi, Oerban.com. Apa yang kalian lakukan saat sedang gabut? tidur-tiduran, jalan-jalan atau bahkan nonton. Saya lebih cenderung pada pilihan terakhir, karena bagi saya setiap film memiliki proses histori yang panjang. Apalagi jika film tersebut mampu menginspirasi untuk lebih memaknai hidup. Akhir pekan kemarin, saya menyaksikan satu film yang cukup menarik, berjudul The History of the long road, berikut saya bagikan bagikan pandangan saya untuk film tersebut.
Film The Short History of the long road merupakan film perjalanan Amerika yang dirilis pada tahun 2019 lalu. Film ini ditulis dan disutradarai oleh Abu Simon-Kennedy. Bagi kamu pecinta drama keluarga, film ini sangat cocok untuk merefleksikan kembali arti kasih sayang yang sesungguhnya.
Dibintangi oleh aktris muda cantik Sabrina Carpenter, film ini bercerita tentang perjalanan anak perempuan bernama Nola (Sabrina) dan ayahnya (Steven Ogg) yang menghabiskan hari-hari mereka sepanjang jalan dengan menggunakan mobil Van yang dirombak sedemikian rupa. Namun, kondisi ini akhirnya membuat Nola remaja ingin bertemu dengan ibunya di Mexico yang belum pernah ia temui. Ayahnya tak pernah menjelaskan kepada Nola kenapa ia terpisah dengan ibunya, dan sering menahan keinginan Nola tersebut. Namun, akhirnya ia menyerah juga.
Tanpa diduga perjalanan untuk menemukan ibunya, membuat Nola belajar banyak hal. Suatu ketika, ayahnya meninggal. Nola harus bertahan hidup sendiri, mengendarai mobil dan seringkali mencuri untuk bisa makan. Ia teringat akan ayahnya, yang meskipun menyediakan hidup seadanya dalam perjalanan setiap hari, namun, ia selalu hangat pada Nola.
Nola bertemu dengan seorang perempuan bertubuh tambun Schwimmer Rusty, ia diajak untuk tinggal bersamanya. Nyonya Rusty merupakan seorang penganut agama yang taat, ia juga banyak mengadopsi anak-anak yang terlantar.
Kebiasaan hidup Nola, yang hanya belajar dari ayahnya dan tak pernah sekolah membuat sikap dan perilakunya berbeda. Saat menginap di rumah nyonya Rusty, Nola melakukan kesalahan karena mengajari anak kecil mengendarai mobil. Merasa tidak nyaman, Nola pun melarikan diri dan bertekad melanjutkan perjalanan untuk mencari ibunya. Namun lagi-lagi ia mendapat sial. Mobil Van yang dikendarainya, rusak. Ia akhirnya meminta bantuan seorang laki-laki dewasa pemilik bengkel (Danny Trejo). Namun, karena Nola tak punya uang untuk membayar upah dan membeli kebutuhan mobil yang rusak, ia berinisiatif membantu Danny. Awalnya lelaki itu menolak, namun akhirnya ia setuju.
Satu bulan lamanya ia membantu Danny, di dekat bengkel tersebut ia juga bertemu anak perempuan seusianya, Biru. Anak broken home yang memiliki ayah yang pemarah, suka menganiaya biru. Mereka berteman dan bercerita banyak hal. Satu bulan berlalu, Nola melanjutkan perjalanan mencari ibunya. Saat bertemu di Mexico, barulah Nola mengetahui semuanya.
Duka anak yang ditinggal ibunya
Melalui penuturan ibunya (Cheryl), Nola tahu bahwa ayah dan ibunya dulu adalah pemabuk berat. Mereka mengelola sebuah bar, namun saat Nola lahir kondisi keuangan mereka memburuk. Cheryl tak pernah menginginkan kehadiran Nola, ia bahkan hanya menawarkan Nola untuk tinggal bersama sementara di rumahnya, dan tidak mengakui Nola sebagai anaknya di hadapan teman-temannya.
Nola kecewa, apa yang ia pikirkan tentang ibunya ternyata tidak sesuai. Ia bahkan ia kembali sekolah, dengan menjual mobil Van satu-satunya yang ia punya. Namun, ibunya menipu dengan memberikan hasil yang sedikit dari penjualan mobil itu. Ia lalu memutuskan untuk kembali ke bengkel yang telah memberinya pekerjaan, dan ternyata pemilik bengkel pun berencana suatu saat akan memberikan bengkel itu pada Nola. Nola juga telah mengantar biru pada tantenya, dan tetap berhubungan melalui surat.
Makna kasih sayang yang sesungguhnya
Selama ayahnya hidup menemani perjalanan Nola, ia tak pernah merasa cukup dengan apa yang telah diberikan oleh ayahnya. Padahal, apa yang ia terima sudah lebih dari cukup. Di Eropa, khususnya Amerika kota sering mendengar banyak orang yang tak menginginkan anak, atau bahkan anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang kurang harmonis.
Nola merasa menyesal karena tak bersyukur akan kasih sayang ayahnya. Setelah ayahnya meninggal, barulah Nola merasa bahwa ayahnya adalah orang tua tunggal yang tak akan pernah tergantikan. Di bagian akhir film, Nola bertemu para pecinta Van dan berkemah bersama, sebuah kegiatan yang dulu ayahnya tuju bersama dia. Dan kehilangan membuat Nola belajar untuk menghargai apa-apa yang ia miliki. The History of the long road mengajarkan kepada kita untuk menyayangi orang-orang yang telah berjasa dalam hidup kita, berlaku jujur, dan mengutamakan keluarga. Film ini cocok disaksikan untuk kamu yang sedang merasa tidak beruntung memiliki keluarga.
Editor Renilda Pratiwi