email : [email protected]

23.6 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

GEMA PETANI JAMBI KEMBALI MENGADAKAN DISKUSI PUBLIK JILID IV

Populer

Kota Jambi, Oerban.com – Bincang-bincang kaum tani jilid IV akan diadakan di salah satu kafe kekinian daerah Mendalo, Muaro Jambi yakni Ngaleh tea & coffee. Kegiatan inipini direncanakan pada rabu  (02/09) pukul 19.00 WIB sampai selesai.

GEMA PETANI adalah organisasi mahasiswa yang selalu membawa isu perjuangan kaum tani mulai dari Reforma agraria, kedaulatan pangan, pertanian agroekologis, koperasi petani, anti neoliberalisme dan hak asasi petani.

“Agenda Bincang bincang ala kaum tani ini adalah sebuah bentuk perlawanan kita terhadap hal hal yang tidak berpihak kepada kaum tani melalui forum-forum diskusi. Harapannya tentu dengan adanya agenda ini bisa lebih membuka mata dan pikiran akan apa yang tengah mendera kaum tani, khususnya akan membawa isu yang dihadapi kaum tani Jambi ke dalam agenda bincang-bincang ala kaum tani.

“Agenda ini bukan romantisme aktivis semata tapi ini adalah bagian dari sebuah bentuk perlawanan” – Yoggy E Sikumbang Ketua umum GEMA PETANI Provinsi Jambi.

Bincang – bincang ala kaum tani jilid IV dengan tema JUNAWAL DI AMBANG PILU yang di moderatori oleh Brama Ale, juga merupakan ketua DPC GEMA PETANI Universitas Jambi. Kemudian, di bincang-bincang ala kaum tani jilid IV ini akan hadir juga perwakilan OKP Mahasiswa di Jambi sebagai pembicara di antara nya Dio alif dari PMII, Wiranto dari GMNI, Rahman Kahfi dari HMI, Nathalia flona dari GMKI, Gomgom dari PMKRI, Agustia gafar dari KAMMI serta dari GEMA PETANI sendiri di wakilkan oleh Anjasmara.

Junawal adalah seorang petani yang mempertahankan hak nya atas tanah yang berkonflik dengan PT Lestari Asri Jaya yang merupakan anak dari perusahan Barito Pasifik kepunyaan Prayogo Pangestu dan Michellin asal Prancis, yang kemudian Junawal di tangkap oleh Polres Tebo pada tanggal 26 mei 2020 di rumah orang tua nya di Simpang niam Tebo saat bersilahturahmi Idul fitri.

“Mahasiswa adalah sekutunya kaum tani dan rakyat tertindas, selain aksi demo, diskusi adalah upaya kita menyuarakan dan mencari formula penyelesaian konflik dan permasalahan yang di hadapi kaum tani”, ucap Anjasmara dari gema petani Jambi.

“Sedari awal kasus tentang junawal ini terus kita kawal, hingga sekarang sudah memasuki persidangan yang ke enam kali nya, harapan kita dari hasil diskusi ini kita para mahasiswa kembali bangga membicarakan, menyuarakan dan mencari jalan keluar dari penderitaan kaum tani miskin dan tertindas”, tegas Anjasmara.

“Sistem Agraria di Indonesia Saat Ini sangatlah Kacau karena banyak Konflik yang terjadi dan melanda Indonesia khususnya Provinsi Jambi yang belum menemui titik temu untuk penyelesaian nya”, ucap Gomgom dari PMKRI Jambi

Ia menambahkan, saat ini banyak tambahan kasus lagi karena PERDA yang belum jelas sehingga menimbulkan efek berkesinambungan. “Dengan diskusi ini semoga kelak apa yang tersampaikan di forum nanti bisa menjadi wacana di Pemprov agar kiranya mampu meminimalisir konflik agraria ini”, tegas Gomgom.

“75 Tahun sudah Indonesia merdeka, namun sampai sekarang rasa kemerdekaan itu belum atau bahkan tidak dirasakan sama sekali oleh masyarakat kecil (Petani, Buruh dan nelayan, jeratan sikap kapitalisme bangsa sendiri tidak beda dari tindakan penjajah zaman dulu”, ucap Wiranto dari GMNI.

“Terkhusus petani di provinsi Jambi, langkah nyata dalam mewujudkan kemerdekaan seutuhnya untuk masyarakat petani belum gamblang langkah konkritnya, tanggal 2 september 2020 ini kita mahasiswa berdiskusi tentang luka dan airmata di bumi ibu pertiwi semoga diskusi kali ini memancing semangat mahasiswa untuk sama-sama peduli terhadap petani anak kandung ibu pertiwi” tegas Wiranto.

“Petani adalah salah satu yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, karena penyuplai makanan untuk masyarakat ini adalah petani, oleh sebab itu sebagai mahasiswa hendaklah kita memperhatikan kesejahteraan petani,” ucap Rahman Kahfi kader dari Himpunan Mahasiswa Islam.

“Saya sendiri menyoroti perkembangan petani, sudah sejauh mana pemerintah sanggup menyejahterakan petani, dan sudah sejauh mana sosialisasi peraturan tentang kesejahteraan petani, karena semua tau petani di masyarakat seperti apa. Terutama Jambi banyak masyarakat petani yang terkena dampak deskriminasi akibat ketidaktahuan masyarakat terhadap undang-undang perlindungan terhadap petani sehingga di deskriminasi oleh pihak2 tertentu. Salah satunya adalah junawal seorang petani yang di tangkap oleh pihak berwajib dengan tidak semestinya untuk membungkam masyarakat petani, sebagai mahasiswa hendaknya kita sama-sama mengawal pemerintah untuk bisa mensejahterakan petani”, tegas Rahman.

Flona dari GMKI menyebutkan perjuangan junawal merupakan bagian dari upaya untuk mencapai reforma agraria sejati dan upaya mempertahankan kehidupan.

“Pak Junawal adalah salah satu dari banyaknya petani dan masyarakat adat yang di kriminalisasi saat berjuang mempertahankan tanahnya untuk kehidupan. Kita sebagai mahasiswa diharapkan mampu menjadi kelompok penekan dan terlibat dalam perjuangan para petani hingga tercapainya reforma agraria sejati”, tegas Flona.

Menurut Agustia Gafar dari KAMMI, agenda bincang bincang ala kaum tani kali ini menunjukan bahwa OKP atau mahasiswa Jambi itu peduli dengan petani.

“Dan sebagai mahasiswa hukum tentunya saya merasa jengkel melihat keadilan tidak berpihak pada petani dan kita harus ingat dengan asas hukum yaitu SALUS POPULI SUPREMA LEX ESTO (bahwa keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi), Dan bang Junawal sendiri disitu membela petani yang ditindas oleh perusahaan,” ujar Agustia gafar.

“Berkomitmen Melawan segala mentuk diskriminasi kekerasan terhadap agraria yg dilakukan perusahaan atau pun negara, harus terus di lakukan karena itu melanggar Konstitusi, semangat ini harus terus dikobarkan dalam diri mahasiswa”, tutup Dio Alif dari PMII.

 

Penulis: Y.E
Editor: RPY

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru