email : oerban.com@gmail.com

31.4 C
Jambi City
Tuesday, May 20, 2025
- Advertisement -

Hamas Nyatakan Siap Tukar Semua Sandera dalam Kesepakatan untuk Akhiri Perang di Gaza

Populer

Gaza, Oerban.com — Hamas menyatakan kesiapannya untuk segera merundingkan kesepakatan pertukaran semua sandera yang ditahan di Gaza dengan sejumlah warga Palestina yang dipenjara oleh Israel, sebagai bagian dari kesepakatan menyeluruh untuk menghentikan perang, menarik pasukan pendudukan dari Jalur Gaza, dan memulai proses rekonstruksi wilayah tersebut.

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Kamis (17/4), Khalil Al-Hayya, kepala tim negosiasi Hamas dalam pembicaraan tidak langsung dengan Israel, menegaskan bahwa Hamas menolak segala bentuk kesepakatan gencatan senjata parsial yang dinilai hanya memperpanjang penderitaan rakyat Palestina dan menjadi kedok bagi agenda politik pemerintah Israel.

“Pemerintah Netanyahu menggunakan kesepakatan parsial untuk melanjutkan perang pemusnahan dan kelaparan, bahkan jika harus mengorbankan semua tahanan mereka sendiri. Kami menolak menjadi bagian dari kebijakan ini,” tegas Al-Hayya.

Baca juga  Serangan langsung Israel di Gaza Menewaskan Tujuh Orang di Zona Aman

Al-Hayya menyampaikan bahwa Hamas menerima proposal mediator Qatar dan Mesir yang mencakup pertukaran sandera dan tahanan serta dimulainya pembahasan tahap kedua untuk menghentikan perang secara total dan menarik pasukan Israel dari Gaza.

Namun, ia mengecam Israel karena menawarkan syarat-syarat yang mustahil dalam proposal tandingannya.

Sementara itu, putaran pembicaraan terbaru yang digelar pada Senin (14/4) di Kairo belum membuahkan kemajuan berarti. Kedua pihak terus saling menyalahkan atas kebuntuan dalam negosiasi.

Baca juga  39 Tahanan Palestina Dipindahkan ke Ofer sebelum Pertukaran Tahanan

Perang yang dimulai pada 7 Oktober 2023, setelah serangan Hamas ke wilayah selatan Israel, telah menyebabkan sekitar 1.200 korban jiwa di pihak Israel.

Sejak itu, lebih dari 51.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, tewas akibat serangan Israel yang masif. Sekitar 90% populasi Gaza kini terusir dari rumah mereka dan hidup dalam kondisi darurat di kamp-kamp pengungsian dan bangunan yang hancur.

Hamas kembali menegaskan bahwa pelucutan senjata adalah garis merah yang tidak dapat dinegosiasikan. “Perlawanan dan senjata adalah hak sah rakyat kami selama masih ada pendudukan,” pungkas Al-Hayya.

Sumber: Daily Sabah

Baca juga  PROFESOR PALESTINA DIBUNUH MOSSAD, FORENSIK MALAYSIA LAKUKAN PENYELIDIKAN

Editor: Julisa

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru