Hari libur adalah momen yang ditunggu-tunggu semua orang. Selain hari beristirahat, biasanya dimanfaatkan untuk berlibur bersama, namun yang menjadi permasalahan adalah dimana, apa, dan bagaimana kita berlibur, menambah ghiroh dalam berIslam atau malah sebaliknya.
Pada sabtu, 07 Maret 2020 KAMMI Komsat Al-Mizan UIN STS JAMBI mengadakan kajian Sirah Nabawiyah sekaligus rihlah, pukul 09.00 – 15.00WIB di Pesantren Tahfdz-Entrepreneur Cinta Quran Yayasan Izzati Jannah Desa Kebon IX,Sungai Gelam.
Saat itu agenda yang ditunggu tunggu adalah panahan, Selain melatih konsentrasi dan kefokusan, memanah ini juga termasuk salah satu olahraga Sunnah yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW.
Kegiatan ini diagendakan guna menyegarkan pikiran dan hati aktivis kampus dari rutinitas kehidupan akademik di kampus.
Tak hanya itu, Rihlah ini juga memberi mereka kesempatan untuk meluaskan wawasan, mempertajam cakrawala berpikir, menguatkan ukhuwah, meluaskan jaringan persahabatan, dan lebih dekat dengan alam, serta memupuk kearifan pada lingkungan sekitar. Tentunya semuanya tetap bermuara pada peningkatan iman dan amal sholeh.
Kegiatan yang berjumlah 10 orang ini terdiri dari 5 ikhwan dan 5 akhwat, menaiki motor menempuh perjalan Jauh, sebelum berangkat kami berkumpul dirumah ketua Umum Akhina M. Agus Saputra di daerah Mayang, Adapun rute perjalanan dimulai dari jalan Mayang depan Masjid Nurul Hidayah, lewat pertamina daerah kenali, simpang 3 jerambah bolong, simpang ahok, hingga sampailah ditempat tujuan, dijalan ada kader yang memposting perjalanan kami ke Desa kebon IX di snap WA nya, sebagai wujud bahagianya karena sudah lama tidak rihlah.
Sampai di Desa Kebon IX Sungai Gelam (Pesantren Tahfidz-Entrepeneur Cinta Quran Jambi) , kami disambut dengan senyum bahagia oleh Ustadz Ahmad Budiman SP.d, beliau selaku pengasuh PonPes dan Istrinya Ustadzah Umi Hayati SP.d, beliau berdualah yang merintis PonPes Cinta Quran ini dan saat ini sedang dalam proses perluasan pembangunan.
Kami diwejangi kue yang beraneka ragam, minuman es dan makan siang, MasyaaAllah. rihlah kali ini mendapatkan perlakuan seperti tamu penting, MasyaaAllah, Alhamdulillah.
Selain tujuan kami rihlah, kami juga bersilaturahmi dengan beliau Ustadz Ahmad Budiman dan kami berusaha menangkap ilmu yang dimiliki oleh beliau.
Di pendopo tahfidz tempat santri setoran hafalan lah kami mendengarkan kajian tentang Sirah Nabawiyah yang disampaikan langsung oleh Ustadz Ahmad Budiman, beliau menyampaikan tentang strategi dalam berdakwah dan perlunya planning dalam sebuah organisai, yang bisa kita petik hikmahnya dari cerita Hisyam bin amr, Zuhair bin abu umayah, Mutim bin Adi, Abdul buhturi, meskipun mereka nonmuslim namun jiwa sosialnya tinggi menyusun strategi untuk menyelamatkan kaum muslim dari tekanan dan cengkraman Abu Jahal dan rombongannya.
Setelah kajian selesai, kami makan siang dan dilanjutkan Sholat Dzuhur berjamaah di Aula Pesantren , waktu yang ditunggu tunggu pun tiba, pukul 13.00 kami belajar memanah di halaman belakang pesantren yang pemandangannya indah nan hijau, dipenuhi dengan tanaman cabai, bayam, kangkung, jagung, kacang, pepohonan dan tak jarang ada monyet yang lewat dihadapan kami.
Kami bergantian melepaskan anak panah dari busurnya, dan tak banyak yang mengenai sasaran, namun ada satu kader yang tampaknya sudah lihay memainkan panahan ini, beliau adalah Akhina Agung Saputra, tak jarang anak panah yang ia lesatkan selalu mengenai sasaran, sekali mengenai angka 9,luar biasa. kader yang lain pun ingin belajar dengan beliau. Saat ikhwan mulai lelah dan istirahat ,giliran akhwat yang belajar memanah.
Saat keringat mulai mengucur dan badan mulai lelah akhirnya kami menyudahi permainan olahraga sunah ini, pukul 15.00 kami pamit dan foto bersama Ustadz Ahmad Budiman dan Ustadz Umi Hayati dihalaman depan pesantren, kami pun mengucapkan ribuan terimakasih kepada Beliau dan Istrinya, karena sudah disambut dan dijamu dengan senyum bahagia,semoga Allah membalas kebaikan beliau serta semoga Allah berkahi dan lancarkan proses pembangunan Pesantren yang beliau rintis ini. Aamiin.
Sungguh ini rihlah yang menyenangkan, dan yang paling penting dari rihlah ini adalah terbangunnya Tahliful Qulub antar sesama kader sebagai modal awal tumbuhnya internal yang baik, kedekatan emosional yang baik dan kerja sama yang baik, sehinnga dapat membuat suatu perencanaan yang matang dan dapat merealisasikannya dengan maksimal.
Apa yang kita lakukan harus berdasarkan perencanaan, karena jika kita tidak memiliki perencanaan maka sesunggungnya kita sedang merncanakan kegagalan.
Penulis: Dani Akbar Begin
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini