email : [email protected]

23.6 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Kenali 5 Tipe Apology Language, Jurus Jitu Minta Maaf yang Bikin Hati Melting

Populer

Kota Jambi, Oerban.com – Sebagai seorang manusia kita tidak pernah lepas dari kesalahan, ketika kita melakukan hal itu tentu kita mengerti harus meminta maaf dan tidak melakukan kesalahan yang sama. Meminta maaf adalah bentuk tanggung jawab seseorang atas kesalahan yang dilakukan yang dapat menunjukkan kematangan atau kedewasaan diri seseorang. Namun, dalam kenyataannya, meminta maaf dan memberi maaf tidak semudah yang dibayangkan ya, sahabat. Apakah kamu pernah meminta maaf, namun permintaan maaf itu tidak digubris? Atau permintaan maaf itu ‘katanya’ telah diterima oleh seseorang, namun seseorang tersebut tampaknya masih menunjukkan kemarahan atau ketidaksukaannya? Hmm mungkin saja cara  meminta maaf belum tepat. Lalu bagaimana cara meminta maaf yang tepat, kamu bisa mempelajari trik psikologi sebagai berikut.

Sama seperti tipe kepribadian yang membahasa tentang berbagai bentuk bahasa cinta atau love language, cara meminta maaf juga memiliki beberapa tipe. Tipe cara memohon permintaan maaf ini disebut dengan bahasa meminta maaf atau apology language. Ringkasnya, apology language merupakan metode atau cara meminta maaf pada orang lain yang sesuai dengan kondisi, kepribadian, atau karakter seseorang. Sama halnya seperti love language, apology language ini juga bersifat bolak-balik, dengan artian bagaimana apology language diri kita sendiri, begitu pulalah cara permintaan maaf yang kita harapkan dari orang lain apabila ia melakukan kesalahan kepada diri kita. Teori apology language ini merupakan hasil penelitian kolaborasi Gary Chapman dan Jennifer Thomas.

Ada lima tipe apology language yang harus Sahabat kenali agar proses meminta maaf dan memaafkan berlangsung efektif.

Expressing Regret (Mengekspresikan Penyesalan)

Jelas, seperti namanya, pribadi dengan jenis apology language satu ini cenderung meminta maaf dengan mengekspresikan penyesalan dan pula menerima maaf apabila orang lain mengekspresikan penyesalannya. Kunci dari tipe expressing regret adalah mengucap-kan permintaan maaf dari hati terdalam dengan tulus dan menyertainya dengan kesalahan apa yang telah diperbuat atau akibat dari kesalahan yang dilakukan.
Contoh kalimat permintaan maaf yang mengilustrasikan tipe ini adalah: “aku minta maaf karena tidak belajar dengan baik untuk presentasi kemarin sehingga nilai kelompok kita dikurangi…”

Baca juga  Tiga Tipologi Manusia dalam Menyikapi Hidayah

Requisting Forgiveness (Memohon Pengampunan)

Pribadi yang memiliki tipe apology language jenis ini cenderung menempatkan dirinya di bawah orang yang ia mintai maaf seolah-olah pada ketika meminta maaf dirinya tidak berdaya dengan perasaan segan, serta menyerahkan hak sepenuhnya untuk memaafkan pada orang yang dimintai maaf tersebut. Tipe ini juga memahami bahwa tidak mudah untuk memaafkan sehingga membutuhkan waktu yang tak sebentar untuk memberikan pemaafan. Oleh karenanya, pribadi ini tidak pernah memaksakan orang lain untuk memaafkannya secepat mungkin tapi tetap mengharapkan pemaafan dari orang tersebut.
Contoh kalimat permintaan maaf yang mengilustrasikan tipe ini adalah: “Aku tahu pasti tidak mudah untuk memaafkan kesalahan yang telah kuperbuat. Mungkin kamu juga butuh waktu untuk merenungkan apakah aku pantas dimaafkan atau tidak. Tapi aku harap, pada akhirnya nanti kamu tetap bersedia memaafkanku…”

Genuinely Repenting (Tidak Mengulangi Kesalahan)

Pribadi dengan tipe apology language ini menganggap kata-kata permintaan maaf semata tidaklah cukup untuk membuktikan apakah seseorang benar-benar merasa bersalah, melainkan harus diikuti dengan tekad dan janji untuk tak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari.
Contoh kalimat permintaan maaf yang mengilustrasikan tipe ini adalah: “Aku minta maaf atas kesalahan yang kulakukan. Aku juga akan mengambil pelajaran darinya dan tak akan mengulanginya lagi.”

Making Restitution (Memberi Ganti Rugi)

Pribadi dengan tipe apology language ini menganggap ucapan permintaan maaf tak bisa dijadikan satu-satunya tolok ukur dari permohonan maaf seseorang sebagai bentuk tanggung jawab dari kesalahan yang dilakukan atau kriteria kelayakan seseorang untuk dimaafkan, melainkan yang lebih penting baginya adalah seseorang tersebut dapat bertanggung jawab dengan memberi ganti rugi yang sesuai dengan kesalahan yang dilakukan—dengan kata lain menebus kesalahan.

Baca juga  Adversity Quotient, Amunisi Manusia Berdaya

Contoh kalimat permintaan maaf yang mengilustrasikan tipe ini adalah: “Aku akan mengganti boba milk tea yang kemarin kutumpahkan karena tak sengaja menabrakmu,” atau bisa juga: “aku benar-benar minta maaf dan akan menebus kesalahanku. Apa yang bisa kulakukan agar kamu memaafkanku?”

Accepting Responsibility (Menerima Tanggung Jawab)

Pribadi dengan tipe apology language ini menginginkan pengakuan kesalahan sebenar-benarnya dengan menyertakan kalimat “aku salah” yang menjadi kartu AS di dalam pengakuan tersebut. Dengan demikian, pribadi bertipe accepting responsibility akan menganggap orang lain benar-benar menyadari dan menyesali kesalahan apa yang telah diperbuat.Contoh kalimat permintaan maaf yang mengilustrasikan tipe ini adalah: “aku salah karena tidak membalas pesanmu waktu itu, padahal kamu sangat membutuhkan bantuan.”

Nah, itulah kelima tipe apology language, Sahabat. Perlu untuk diketahui bahwa satu orang dapat memiliki atau menerapkan seluruh tipe apology language ini sesuai dengan kondisi atau situasi. Tapi apology language yang paling dominan dengan pribadi kamu yang mana, nih. Jangan lupa untuk mempelajari apology languange orang-orang terkasihmu juga, ya.

Editor : Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru