email : [email protected]

23.5 C
Jambi City
Jumat, April 26, 2024
- Advertisement -

Kota Jambi : Kota Layak Huni (?)

Populer

Penulis : Budi Hartono, S.ST, M.Si.

Kota Jambi yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-76 tahun atau ke-621 Tahun Tanah Pilih Pusako Betuah, apakah sudah layak huni?

The Economist Intelligence Unit merilis The Global Liveability Index 2021. Hasilnya, dari 140 kota dunia didapat kota paling layak huni (1-10), yakni Auckland, Osaka, Adelaide, Wellington, Tokyo, Perth, Zurich, Jenewa, Melbourne, dan Brisbane.

Sayang, diantara 10 kota tersebut tidak disebutkan nama kota dari Indonesia. Indonesia sendiri saat ini bisa berbangga hati karena sudah cukup berhasil untuk menangani pandemi Covid-19, mengingat angka pertumbuhan covid-19 secara harian di kota-kota di Indonesia cukup rendah.

Sebuah kota masuk sebagai kota layak huni jika memenuhi lima kategori utama, yakni stabilitas (25 persen), perawatan kesehatan (20 persen), budaya dan lingkungan (25 persen), pendidikan (10 persen), dan infrastruktur (20 persen).
Berdasarkan data BPS terakhir, jumlah populasi di Kota Jambi tahun 2021 sebanyak 612,2 ribu jiwa atau 9,02 persen penduduk Provinsi Jambi. Dengan kepadatan penduduk 2.980 jiwa per km persegi. Rasio Jenis Kelamin Penduduk sebesar 101,4 yang artinya ada 101 penduduk laki-laki diantara 100 penduduk perempuan.

Jumlah penduduk miskin di Kota Jambi tahun 2021 sebesar 54,23 ribu jiwa atau 9,02 persen Penduduk Kota Jambi. Pada tahun 2021, jumlah penduduk berumur 15 tahun keatas di Kota Jambi yang menganggur sebanyak 31.375 jiwa atau 33,47 persen dari jumlah pengangguran terbuka di Provinsi Jambi.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh lapangan usaha di pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja. TPT 2021 Kota Jambi adalah sebesar 10,66 persen. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar 11 orang penganggur.

Baca juga  Ketua DPD RI Tawarkan Re-konsensus Nasional Kembali ke UUD 1945 Naskah Asli

Rata-rata upah/gaji/pendapatan bersih sebulan pekerja yang dirinci menurut kabupaten/kota pada Agustus 2021 memperlihatkan adanya variasi yang tinggi, berkisar antara 1,68 juta rupiah sampai dengan 2,50 juta rupiah. Rata-rata upah/gaji/pendapatan bersih sebulan pekerja tertinggi terdapat di Kota Jambi (2,50 juta rupiah), sedangkan pada buruh/karyawan/pegawai, rata-rata upah/gaji bersih sebulan tertinggi terdapat di Kota Jambi (2,64 juta rupiah).
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS tahun 2021, wanita berumur 15–49 tahun yang pernah kawin dan melahirkan hidup dalam dua tahun terakhir, tahun 2020–2021 di Kota Jambi, telah 100 persen dilakukan di tenaga kesehatan baik itu dokter, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya. Tidak ada yang melahirkan di dukun atau sejenisnya. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas kesehatan telah terjangkau dan bisa dinikmati di seluruh wilayah Kota Jambi.

Di tahun 2021, tidak ada penduduk Kota Jambi yang mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan terakhir telah yang tidak berobat jalan karena tidak punya biaya berobat, tidak ada biaya transportasi, tidak ada sarana transportasi, waktu tunggu lama, atau tidak ada yang mendampingi.

Berdasarkan data Survei tersebut juga, 100 persen rumah tangga di Kota Jambi telah menggunakan sumber penerangan listrik, yg terdiri dari 99,84 persen menggunakan listrik PLN dan sisanya listrik Non-PLN. Selain itu, 100 persen rumah tangga di Kota Jambi sudah menggunakan fasilitas buang air besar baik sendiri, bersama, atau MCK umum. Tidak ada yang sembarangan buang kotoran karena tidak memiliki fasilitas atau tidak ada fasilitas MCK.

Sebanyak 93,22 persen rumah tangga di Kota Jambi telah memiliki akses terhadap sanitasi yang layak dan 95,83 persen rumahtangga di Kota Jambi telah memiliki akses memiliki akses terhadap sumber air minum layak.

Baca juga  Dukung Keputusan soal Larangan Ekspor CPO, Sekjen Gerindra Apresiasi Langkah Presiden

Setiap kota memiliki permasalahan masing-masing. Walaupun jika diperhatikan, permasalahan umum yang mendera kota-kota besar di Tanah Air hampir serupa, dengan kadar yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Warga kota sudah semakin gerah dan merana. Udara semakin panas, banjir kian kerap melanda, kemacetan lalu lintas, tumpukan sampah, defisit infrastruktur, gangguan keamanan, tingkat kriminalitas yang semakin bertambah, minimnya layanan kesehatan, sukarnya akses pendidikan dan ketersediaan lapangan pekerjaan. Tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan adalah masalah lainnya, yang semakin menghimpit warga kota.

Kota Layak Huni
Kota menawarkan secercah asa karena kota berada pada garis terdepan yang memiliki peran kunci dalam membalikkan situasi pasca pandemi. Peran transformatif dapat dimainkan kota karena kota adalah sebuah narasi yang dapat memberikan banyak inspirasi bagi warganya untuk mau melakukan aksi memperbaiki atau memulihkan diri.
Dorongan utama untuk datang ke kota mengejar kesejahteraan kehidupan yang lebih baik akan terus berlanjut.

Pemerintah memiliki kesempatan memanfaatkan proses transformatif urbanisasi menuju kota layak huni untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan berkeadilan sosial.

World Cities Report 2020: The Value of Sustainable Urbanization (UN Habitat, 2020) melaporkan, kota yang direncanakan, dirancang, dibangun, dikelola, dan didanai dengan baik dapat menciptakan nilai ekonomi, sosial, lingkungan, dan tata kelola perkotaan yang mampu bertahan terhadap bencana alam (banjir, gempa, badai, tsunami, kebakaran, kekeringan) dan non-alam (pandemi, kerusuhan sosial).

Proses transformatif urbanisasi harus dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan, mengakhiri ketidaksetaraan, menekan pengangguran, memitigasi perubahan iklim, dan tantangan global lainnya. Perserikatan Bangsa-Bangsa mendorong pembangunan kota besar, sedang, kecil, pinggiran kota, hingga pedesaan untuk bersimbiosis mutualisme dan saling menguatkan dalam memulihkan kota.

Kota menuntut para pengelola untuk membangun kota sehat lebih baik. Pemerintah dapat menyediakan kerangka kerja yang komprehensif, lintas sektoral, dan beragam pemangku kepentingan.
Masyarakat dapat berkontribusi dalam proses transformatif urbanisasi berkelanjutan dengan semangat keterbukaan, partisipatif, saling berbagi, dan komitmen baru pasca pandemi.

Baca juga  Peringati HUT ke 76 Kota Jambi, DPRD Kota Gelar Rapat Paripurna

Warga menjalankan pola hidup bersih dan sehat berupa makan makanan sehat dan bergizi, olahraga rutin, istirahat cukup, dan menghindari stres. Menjadikan kota layak huni merupakan keharusan bukan pilihan.

Penulis merupakan Statistisi Ahli Muda, BPS Provinsi Jambi

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru