email : oerban.com@gmail.com

28.6 C
Jambi City
Thursday, December 25, 2025
- Advertisement -

Lawan Stigma Negatif! Penyakit Mental Bukan Tanda Lemah Iman

Populer

Oerban.com – Salah satu stigma negatif yang masih berkembang hingga saat ini adalah penyakit mental merupakan tanda lemah iman. Dengan adanya stigma ini, seseorang yang tengah berjuang melewati masa stres dan depresinya seringkali merasa tersudut dan tidak mendapatkan dukungan yang semestinya.

Banyak orang yang merasa tertekan dengan pandangan negatif tersebut. Padahal, stigma ini hanyalah sebuah penilaian semata tanpa ada pembuktian dan cenderung menjadi bentuk penghakiman yang keliru.

Berbicara mengenai keimanan, tidak ada tolak ukur yang pasti dalam menilainya. Keimanan mutlak sebagai penilaian Tuhan tanpa campur tangan pihak mana pun. Tak ada yang bisa menilai kadar keimanan seseorang hanya melalui kondisi yang tampak dari dirinya. Justru, saat stres dan depresi, banyak orang yang lari kepada Tuhannya untuk memohon jalan keluar atas permasalahan yang tengah dihadapi.

Faktanya, masih banyak jiwa yang memilih kembali kepada Tuhannya saat dunianya tak baik-baik saja. Dengan demikian, stigma mengenai iman yang lemah saat mengalami permasalahan mental hanyalah praduga tanpa bukti.

Baca juga  As-Saja‘ah: Keberanian yang Lahir dari Iman

Mengurangi dampak buruk dari stigma ini dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman yang tepat mengenai hubungan antara kesehatan mental dan keimanan, sehingga kita tidak mudah memberikan label “lemah iman” kepada seseorang. Melalui artikel ini, kita akan membahas mengapa stigma tersebut perlu diluruskan.

Penyakit mental sering kali dihubungkan dengan lemahnya iman. Padahal, lemahnya iman bukan hanya satu-satunya penyebab orang mengalami gangguan mental, bahkan banyak sekali faktor yang jauh lebih berpengaruh yang memicu gangguan tersebut.

Jika kita teliti lebih dalam lagi antara penyakit mental dengan keimanan sebenarnya adalah hal yang jauh berbeda. Gangguan mental adalah kondisi yang berkaitan dengan kendala dalam pengendalian mental seseorang, sedangkan keimanan berkaitan dengan apa yang diyakini dalam hati. Iman memiliki makna perasaan yakin atau pembenaran hati terhadap sesuatu, yang secara istilah syariat mencakup tiga hal: keyakinan dalam hati, ucapan dengan lisan, dan perbuatan dengan amal perbuatan.

Seiring perkembang zaman, tantangan terhadap kesehatan mental semakin memerlukan perhatian yang diakibatkan oleh tekanan  sosial,  tuntutan  ekonomi,  dan  perkembangan  teknologi.  Kondisi ini mengakibatkan masyarakat mengalami beberapa kendala kesehatan mental seperti mengalami stres, kecemasan, hingga depresi yang berlarut-larut (Adrian & Agustina, 2019). Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti  persaingan  dalam  pekerjaan, ketidakpastian  ekonomi, dan pengaruh media  sosial  turut  memberikan  dampak  terhadap  kesehatan mental individu.

Baca juga  3 Tanda yang Menunjukkan Tendensi Gangguan Mental Serius

Beberapa penelitian psikologi modern membuktikan bahwa  individu yang memiliki  spiritualitas yang kuat cenderung memiliki kemampuan yang lebih dalam menyelesaikan tekanan hidup. Hubungan antara spiritualitas dan kesehatan mental  semakin  banyak  diteliti,  dan  menunjukkan hasil bahwa  keimanan  dapat  menjadi  faktor pelindung terhadap gangguan mental.

Berdasarkan hasil studi menyatakan keimanan  yang  kuat  memberikan  seseorang  perasaan  makna  dan  tujuan  dalam  hidup. Dengan  adanya  keyakinan  bahwa  hidup  memiliki  arah  yang  jelas,  individu  dapat  lebih  optimis  dan tidak  mudah  terpengaruh  oleh  tekanan  eksternal.  Sikap  positif  ini  berperan  dalam  meningkatkan kesejahteraan  mental.

Stigma yang mengaitkan gangguan mental dengan lemahnya iman merupakan pandangan keliru yang perlu diluruskan. Kesehatan mental dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis, sosial, dan biologis, bukan hanya aspek spiritual. Justru, spiritualitas dan keimanan yang kuat dapat menjadi penopang penting dalam membantu seseorang menghadapi tekanan hidup. Oleh karena itu, alih-alih menghakimi, kita perlu lebih memahami pentingnya dukungan, edukasi, dan empati bagi mereka yang sedang berjuang dengan kondisi mentalnya.

Baca juga  Macam-macam Surga dan Penghuninya

Penulis: Nanda Aulia Putri

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru