email : oerban.com@gmail.com

24.3 C
Jambi City
Monday, June 16, 2025
- Advertisement -

Menjadi Kunci Kebaikan di Tengah Derasnya Kemungkaran

Populer

Oleh: Febry Eraz Chaniago

Oerban.com – Keburukan dan kemungkaran adalah dua hal yang akan terus ada hingga hari kiamat. Namun, bukan berarti manusia hanya bisa diam dan membiarkan arus keburukan itu terus mengalir tanpa perlawanan. Sebaliknya, Islam telah memberikan tuntunan jelas bagaimana kita harus bersikap terhadap kemungkaran.

Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Dan jika ia tidak mampu (juga), maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman.”(HR. Muslim, no. 49)

Hadis ini mengajarkan bahwa mengingkari kemungkaran bukanlah opsi, melainkan kewajiban yang harus disesuaikan dengan kemampuan kita. Diam terhadap kemungkaran, bahkan hanya dalam hati, adalah batas minimal dari keimanan.

Baca juga  Koordinasi dan Komunikasi Tentukan Kelancaran Arus Mudik

Sayangnya, realita saat ini menunjukkan fenomena sebaliknya. Banyak yang tidak hanya diam, tetapi juga ikut menjadi pelaku kemungkaran, bahkan menjadi pendukungnya. Padahal, menjadi penyeru kebaikan adalah panggilan iman, bukan sekadar pilihan moral.

Diriwayatkan dari Anas bin malik bahwa Rasulullah SAW juga bersabda tentang pentingnya peran seseorang dalam membawa pengaruh kebaikan:

“Sesungguhnya di antara manusia ada orang-orang yang menjadi pembuka (kunci) kebaikan dan penutup (penghalang) keburukan. Dan di antara manusia ada juga yang menjadi pembuka keburukan dan penutup kebaikan. Maka berbahagialah orang yang Allah jadikan ia sebagai pembuka kebaikan dan celakalah orang yang Allah jadikan ia sebagai pembuka keburukan.” (Kitab tanbihul ghafilin bab amar makruf nahi mungkar)

Baca juga  Koordinasi dan Komunikasi Tentukan Kelancaran Arus Mudik

Betapa mulianya orang-orang yang kehadirannya membuat orang lain ingin berzikir, ingin bershalawat, ingin memperbaiki diri, dan ingin mendekat kepada Allah. Dan betapa ruginya jika kehadiran kita justru mendorong orang lain kepada maksiat dan kelalaian.

Contoh konkret dari kemungkaran yang harus kita tolak adalah tindakan kejahatan seperti pembegalan, pembunuhan, atau bentuk kriminalitas lainnya. Jika kita menyaksikan kemungkaran semacam itu dan memilih diam, maka kita sedang melemahkan iman kita sendiri.

Sesungguhnya, siapa yang dekat kepada Allah dan mencapai tingkat makrifat, maka Allah akan memberinya cahaya pengetahuan. Sebagaimana firman Allah:

“Dan bertakwalah kepada Allah, niscaya Allah akan mengajarkan kepadamu.”(QS. Al-Baqarah: 282)

Baca juga  Koordinasi dan Komunikasi Tentukan Kelancaran Arus Mudik

Maka dari itu, mari kita ajak diri kita dan orang-orang di sekitar kita untuk aktif dalam amar makruf nahi mungkar. Karena sejatinya, ketika kita menyeru orang lain kepada kebaikan, kita juga sedang menyelamatkan diri sendiri dari kemaksiatan dan menguatkan iman dalam jiwa.

*Penulis merupakan Da’i Kota Lubuklinggau. 

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru