email : [email protected]

30.5 C
Jambi City
Senin, April 29, 2024
- Advertisement -

Pemikiran Ekonomi Islam Asy Syaibani

Populer

Penulis: Muhammad Nur

Asy Syaibani merupakan salah seorang tokoh ekonomi islam yang punya dampak yang cukup besar terhadap perkembangan ekonomi Islam. Bahkn Al-Janidal menyatakan bahwa Al-Syaibani merupakan salah seorang perintis ilmu ekonomi dalam Islam. Sebagai buktinya dapat kita lihat dari pemikiran-pemikiran ekonomi yang beliau cetuskan yakni:

  1. Al-Kasb (Kerja) Al Syaibani mendefinisikan al kasb (kerja) sebagai cara mencari perolehan harta melalui berbagai cara yang halal. Dalam ilmu ekonomi, aktivitas tersebut dikenal sebagai aktivitas produksi. Dari definisi yang ada pada awal paragraf terlihat bahwa ada perbedaan yang sangat mendasar antara ekonomi Islam dan ekonomi konvensional. Dimana pada konvensional segala aspek produksi baik itu yang halal maupun yang haram dibolehkan, sedangkan dalam ekonomi islam aspek produksi hanya berkutat pada yang halal saja.
  2. Kekayaan dan Kefakiran Menurut Al-Syaibani, sekalipun banyak dalil yang menunjukkan keutamaan sifat-sifat kaya, sifat-sifat fakir mempunyai kedudukan yang lebih tinggi. Ia menyatakan bahwa bahwa apabila manusia telah merasa cukup dari apa yang dibutuhkan kemudian bergegas pada kebajikan, sehingga mencurahkan perhatian pada urusan akhiratnya, adalah lebih baik bagi mereka. Dalam konteks ini, sifat-sifat fakir diartikannya sebagai kondisi cukup (kifayah), bukan kondisi papa dan meminta-minta (kafafah). Dengan demikian, pada dasarnya Al Syaibani menyerukan agar manusia hidup dalam kecukupan, baik untuk dirinya sendiri maupun keluarganya. Di sisi lain, ia berpendapat bahwa sifat-sifat kaya berpotensi membawa pemiliknya pada kemewahan. Sekalipun begitu, ia tidak menentang gaya hidup yang lebih dari cukup asalkan kelebihan tersebut digunakan untuk kebaikan.
  3. Klasifikasi Usaha-Usaha Perekonomian Menurut Al-Syaibani, usaha-usaha perekonomian terbagi atas empat macam, yaitu sewa menyewa, perdagangan, pertanian, dan perindustrian. Sedangkan para ekonom kontemporer membagi menjadi tiga bagian, yaitu pertanian, perindustrian, dan jasa. Jika ditelaah lebih dalam maka usaha juga meliputi kedalam perdagangan. Di antara keempat usaha perekonomian tersebut, Al Syaibani lebih mengutamakan usaha pertanian dibandingkan dengan usaha lainya. Menurutnya, usaha pertanian memproduksi berbagai kebutuhan dasar manusia dalam rangka pemenuhan berbagai kewajibannya.
  4. Kebutuhan-Kebutuhan Ekonomi Al Syaibani mengatakan bahwa sesungguhnya Allah menciptakan anak-anak Adam sebagai suatu ciptaan yang tubuhnya tidak akan berdiri kecuali dalam empat perkara, yaitu makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal. Para ekonomi yang lain mengatakan bahwa keempat hal ini adalah tema ilmu ekonomi. Jika keempat hal tersebut tidak pernah diusahakan untuk dipenuhi, manusia akan mengalami kesengsaraan karena manusia tak akan dapat hidup tanpa keempat hal tersebut.
  5. Spesialisasi dan Distribusi Pekerjaan Syaibani menyatakan bahwa manusia dalam hidupnya selalu membutuhkan yang lain. Seseorang tidak akan menguasai pengetahuan semua hal yang dibutuhkan sepanjang hidupnya dan kalaupun manusia berusaha keras, usia akan membatasi dirinya. Dalam hal ini, kemaslahatan hidup manusia sangat tergantung pada dirinya. Oleh karena itu, Allah memberi kemudahan pada setiap orang untuk menguasai pengetahuan mengenai salah satu diantara kebutuhan tersebut, sehingga manusia dapat bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Baca juga  Tingkatkan Kemandirian Ekonomi Pemuda Pertanian, Kementan dan Kemenpora Jalin Kerjasama
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru