email : [email protected]

23.6 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Pemuda, Peran Sentral Membangun Bangsa

Populer

Penulis: Refor Diansyah, M.Pd.

17 Agustus 1945 merupakan momentum proklamasi yang dibacakan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Kiprah beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan sangat vital bahkan terkenang hingga anak cucu. Dibarengi dengan perjuangan dan desakan pemuda, naskah yang telah tersusun itu akhirnya terbaca kan di Rengas Dengklok.

Merdeka…!

AllahuAkbar…!

Sebagai bangsa yang terhormat, tentunya kita tidak akan meninggalkan sejarah, sejenak mengingatkan kita akan kenyataan bahwa kemerdekaan yang kita rasakan hari ini tidak terlepas dari jerih payah jiwa raga manusia manusia mulia yang senantiasa berjuang dan berkorban demi nusa dan bangsa, mengorbankan waktu, tenaga dan fikiran, bahkan nyawa yang tak segan mereka pertaruhkan demi sebuah kemerdekaan dan kedaulatan bangsa yang kita cintai.

Tidak sedikit yang telah pahlawan kita korbankan, tidak terhitung banyaknya pahlawan kita yang jatuh berguguran, namun sadarkah kita, hari ini kita mewarisi harapan suci yang pernah terpatri di dalam hati hati mereka yang dulu memperjuangkan kemerdekaan?

Kemerdekaan yang sudah 77 tahun ini menjadi perayaan yang penuh dengan makna kebahagiaan. Ribuan tetesan darah yang telah keluar dari para pejuang menjadi bukti bahwa kemerdekaan hari ini sangat sulit sekali kita dapatkan. 350 tahun dijajah Belanda dan 3,5 tahun kita diperbudak oleh Jepang menjadi hari yang sangat kelam bahkan nyaris menjadi neraka di dunia.

Lewat beberapa gagasan dan peristiwa, akhirnya kita sepakat untuk merdeka.

Soekarno pernah berkata, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”.

Ditengah kondisi yang sangat dinamis dan miris hari ini begitu banyak hal yang terjadi. Negara kita dirundung masalah yang silih berganti, pertanian, perekonomian, kebudayaan  bahkan pendidikan menjadi fokus permasalahan yang mewarnai negeri ini.

Badan Pusat Statistika merilis survei bahwa sebanyak 9,1 juta jiwa pertahun 2021 dikategorikan sebagai angka pengangguran di negeri yang kaya ini. Hal ini tentu merupakan bentuk yang sangat tidak ideal dengan kalimat merdeka yang selalu saja digaungkan.

Baca juga  Peringatan HUT RI ke 76, Politisi PKS: Indonesia Makin Dikuasai Oligarki

Setiap tahunnya ada ribuan bahkan ratusan ribu mahasiswa yang mencapai gelar sarjana. Namun hal tersebut tidak berimbang dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Memang benar, pembelajaran kewirausahaan menjadi fokus khusus dalam mengembangkan dan menanggulangi angka pengangguran bangsa ini, namun hal tersebut tentu dalam pengaplikasian tidaklah mudah, generasi milenial butuh mental yang kokoh untuk memulai!

Belum lagi di masa pandemi, kementerian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi mengatakan bahwa angka putus sekolah di Indonesia meroket menjadi 10 kali lipat dari sebelum pandemi. Bahkan ditaraf sekolah dasar menjadi tingkatan yang paling banyak memilih untuk berhenti sekolah. Tentu dari perkataan tersebut memberikan makna tersirat bahwa pendidikan hari ini tidak baik baik saja.

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dan menjadi salah satu tiang yang sangat kokoh berdirinya suatu bangsa. Tanpa pendidikan kita buta. Tanpa pendidikan kita akan sulit berkembang dan mengembangkan diri, lalu tanpa pendidikan kita akan sulit bersaing dengan negara-negara maju yang ada diluar sana.

Menyeret sedikit peristiwa masa lampau, ketika negara Jepang dihantam bom sehingga porak-poranda. Apa kata pemimpin Jepang saat itu?

Berapa jumlah guru yang tersisa?

Pertanyaan itu masih sangat terngiang di benak kita. Dan menjadi makna bahwa pendidikan melalui seorang guru merupakan mutlak menjadi dasar kepentingan dalam membangun sebuah peradaban yang nyata.

Generasi muda adalah tokoh sentral dalam mengisi kemerdekaan, karena generasi muda adalah penerus cita- cita perjuangan bangsa. Sebagai generasi muda tentu banyak hal-hal yang dapat dilakukan untuk berperan serta dalam mengisi dan mempertahankan kemerdekaan sebagai perwujudan dari nasionalisme.

Pertama, dalam rangka mengatasi kemiskinan, kebodohan, pengangguran dan keterbelakangan, generasi muda harus menjadi generasi yang cerdas, mampu menguasai dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan baik dan mampu memanfaatkan kemajuan IPTEK tersebut demi untuk kemajuan bangsa.

Baca juga  BAP DPD RI Tindaklanjuti Lima Aduan Terkait Konflik Tanah

Dengan demikian generasi muda harus mampu mengatasi hambatan dan gangguan tersebut dengan cara tetap terfokus belajar untuk mendapatkan manfaat yang baik dari apa yang mereka pelajari demi kemajuan bangsa.

Kedua, agar tidak terjadi perpecahan diantara bangsa Indonesia diperlukan sikap persatuan dan kesatuan. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, adat-istiadat, bahasa dan kebudayaan. Di tengah-tengah perbedaan itu kita tetap dapat bersatu jika kita memilki sikap hormat menghormati, saling menghargai dan bekerjasama satu sama lain.

Generasi muda harus membiasakan sikap tersebut dimana pun berada baik di lingkungan sekolah, masyarakat terlebih bangsa dan negara. Peristiwa Kebangkitan Nasional dan sumpah Pemuda sebagai tonggak bersatunya bangsa membuktikan bahwa pemuda adalah pelopor bersatunya bangsa sebagai modal tecapainya proklamasi kemerdekaan.

Ketiga, berkaitan dengan kesehatan. Generasi muda yang sehat adalah aset bangsa dalam pembangunan. Agar tercipta generasi yang sehat, mereka harus selalu berperilaku hidup sehat dengan cara menjaga kebersihan diri, makan makanan yang sehat dan rajin berolah raga, sehingga terjaga kesehatannya.

Di masa Pandemi Covid-19 ini, mereka harus selalu melakukan protokol kesehatan dengan baik, sehingga terhindar dari tertularnya wabah penyakit ini, bahkan pemuda harus menjadi pelopor dan penggerak bagi masyarakat untuk selalu berperilaku hidup sehat.

Keempat, agar tidak terjadi korupsi, kolusi dan nepotisme, generasi muda sebagai calon pemimpin di masa depan, harus membiasakan sikap jujur dalam segala sesuatu. Sikap jujur harus menjadi kebiasaan hidup di kalangan generasi muda, sekecil apa pun tanggungjawab yang diberikan, harus mampu dipertanggungjawaban dengan sebaik-baiknya.

Generasi muda harus mampu mengatakan ya jika ya, dan tidak jika tidak. Jika itu menjadi kebiasaan hidup maka ketika menjadi seorang pemimpin, mereka tidak akan melakukan kecurangan dan selalu menegakkan kebenaran.

Baca juga  Djoko Tjandra Diberi Keringanan Hukuman, Mardani: Dagelan Hukum Kembali Terjadi di Depan Publik

Kelima, banyaknya persoalan bangsa yang disebabkan oleh kejahatan dan pelanggaran di masyarakat. Generasi muda bisa melakukan kampanye kepada masyarakat untuk sadar hukum dan taat hukum dengan menggunakan cara-cara yang kekinian, misalnya melalui jejaring media sosial, menciptakan lagu yang dapat mengajak masyarakat untuk taat hukum dan yang lebih penting adalah melalui sikap hidup patuh dan taat hukum, yang dapat dilihat dan dicontoh orang lain.

Kepada seluruh pemuda bangsa, penerus tonggak estafet kepemimpinan kedepan. Pemahaman yang matang serta semangat juang kemerdekaan bukan hanya milik seorang pahlawan masa lampau. Tetapi lebih dalam lagi. Pemuda harus mampu mendefinisikan kemerdekaan secara benar dan konseptual. Nasionalisme dalam diri harus tertanamkan bagaikan bibit yang terus bertumbuh dan berkembang. Suatu saat buahnya bisa kita petik dan dinikmati sebagai hadiah jerih payah yang terbangun di masa lalu.

Selamat Ulang Tahun bangsaku

77 tahun bukanlah masa yang sebentar. Kapal ini sudah tua, namun nahkoda itu selalu muda. Harapan-harapan perbaikan terus digaungkan.

Kepada seluruh pemerintah dan jajarannya. Mari kita bergerak bersama mewujudkan kemerdekaan yang diidamkan. Jangan pernah anti dengan kritik, jangan pernah takut dikebiri. Karena itu merupakan bagian dari rasa cinta terhadap tanah air.

Kepada seluruh tenaga pendidik. Teruslah berjuang mencerdaskan. Jerih payahmu tak akan pernah sirna dan lenyap. Bahkan selamanya selalu dikenang.

Kepada seluruh mahasiswa. Jadilah pemuda idealis sepanjang hayat. Karena idealisme adalah harta yang paling berharga dalam tubuh mahasiswa.

Mari kita rawat kemerdekaan bangsa dengan sebuah karya. Lewat Langkah-langkah kecil yang tak berkesudahan.

Ciptakan momentum. Maka kita akan dikenang!

Penulis merupakan Pemuda Jambi yang mengajar di SMA IT Ash Shiddiiqi

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru