email : [email protected]

25 C
Jambi City
Jumat, Mei 17, 2024
- Advertisement -

Tanggapi Pidato Presiden Jokowi, Mulyanto Pesimis Target 3,3 Persen Inflasi di 2023 Tercapai

Populer

Jakarta, Oerban.com – Anggota FPKS MPR RI, Mulyanto, pesimistis target inflasi 3,3 persen di tahun 2023 dapat terwujud bila Pemerintah menaikan harga BBM.

Menurutnya kenaikan harga BBM akan mempengaruhi kenaikan semua harga bahan pokok sehingga secara umum akan berdampak pada inflasi.

Demikian disampaikan Mulyanto menanggapi Pidato Presiden Jokowi dalam Pengantar APBN 2023 pada Sidang Paripurna DPR RI, Selasa (16/8/2022) di Jakarta.

Mulyanto menyebutkan, Pemerintah jangan pernah sekali-kali berpikir untuk menaikan harga BBM bersubsidi bila memang sungguh-sungguh ingin mengendalikan inflasi di tahun 2022 dan menargetkan inflasi di tahun 2023 sebesar 3.3 persen.

Menurutnya, mustahil target inflasi Pemerintah di tahun 2023 tersebut dapat dicapai kalau Pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi, seperti Pertalite dan Solar.

Karena kenaikan harga BBM bersubsidi memiliki pengaruh kuat dan efek berantai pada kenaikan harga-harga barang dan jasa lainnya secara luas.

Bahkan menurut laporan BPS, kenaikan harga BBM dan LPG non subsidi saja ternyata memiliki andil yang signifikan bagi kenaikan tingkat inflasi di bulan Juli 2022 lalu. Apa lagi pengaruh inflasi dari BBM bersubsidi.

Menurut Mulyanto, bila Pemerintah nekat maka diperkirakan tingkat inflasi akan semakin tidak terkendali, akan menggerus daya beli masyarakat dan membuat mereka semakin menderita.

“Sekarang saja, inflasi tahunan di bulan Juli 2022 sudah mencapai 4,94 persen, yang merupakan rekor inflasi tertinggi sejak bulan Oktober 2015. Bagaimana mungkin kita menurunkan tingkat inflasi ini menjadi 3.3 persen di tahun 2023 kalau Pemerintah masih punya niat untuk menaikan harga BBM bersubsidi,” tanya Mulyanto seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu (17/8/2022).

Mulyanto menambahkan yang penting dilakukan Pemerintah ke depan adalah melaksanakan penghematan dan menyetop proyek-proyek yang tidak penting dan urgen seperti proyek Ibu Kota Negara baru atau Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung.

Baca juga  Jelang Puncak Haji, DPR Imbau Jemaah Indonesia Fokus Jaga Stamina

Apalagi sebagaimana dilaporkan Presiden Jokowi pada Semester Satu tahun 2022 ini APBN surplus sebesar Rp 106 triliun dan neraca perdagangan selama 27 bulan beturut-turut surplus sebesar 364 triliun. Penerimaan negara ini tentu dapat digunakan untuk menambah bantalan subsidi BBM.

Untuk diketahui, Pemerintah, sebagaimana dilaporkan Presiden Jokowi dalam Pidato Pengantar APBN tahun 2023, Selasa (16/8) di Gedung Nusantara, DPR RI, Jakarta menargetkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 sebesar 5.3 persen, ICP sebesar 90 dolar Amerika per barel, kurs dolar sebesar Rp 14.700 dan inflasi sebesar 3,3 persen.

Editor: Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru